Kamis, 19 Januari 2012
Pekan Biasa II (H)
B. Yakobus Sales dan Wilhelmus Saultemoche;
St. Marius; St. Gerlakus; St. Gottfried
Bacaan I: 1Sam. 18:6–9;19:1–7
Mazmur : 56:2–3.9–10a.10b–11.12–13; R: 5bc
Bacaan Injil : Mrk. 3:7–12
Kemudian Yesus dengan murid-murid-Nya menyingkir ke danau, dan banyak
orang dari Galilea mengikuti-Nya. Juga dari Yudea, dari Yerusalem, dari
Idumea, dari seberang Yordan, dan dari daerah Tirus dan Sidon datang
banyak orang kepada-Nya, sesudah mereka mendengar segala yang
dilakukan-Nya. Ia menyuruh murid-murid-Nya menyediakan sebuah perahu
bagi-Nya karena orang banyak itu, supaya mereka jangan sampai
menghimpit-Nya. Sebab Ia menyembuhkan banyak orang, sehingga semua
penderita penyakit berdesak-desakan kepada-Nya hendak menjamah-Nya.
Bilamana roh-roh jahat melihat Dia, mereka jatuh tersungkur di
hadapan-Nya dan berteriak: ”Engkaulah Anak Allah.” Tetapi Ia dengan
keras melarang mereka memberitahukan siapa Dia.
Renungan
Banyak orang suka berkerumun penuh rasa ingin tahu ketika ada sesuatu
kejadian atau peristiwa yang menarik perhatian, misalnya ketika ada
kejadian pembunuhan, kecelakaan, bom dijinakkan atau meledak, dsb.
Mereka datang ingin mendapatkan sesuatu. Hal seperti itu punya magnet
atau daya tarik luar biasa.
Ketika nama tenar Yesus sudah menyebar ke segala penjuru, karena apa
yang mereka dengar tentang perbuatan-perbuatan-Nya, orang-orang
berbondong-bondong datang ingin melihat dan berjumpa dengan Dia. Mereka
datang bukan hanya dari Galilea, di mana Yesus tinggal dan berkarya,
tetapi juga dari Yerusalem dan Yudea di selatan, dari seberang Sungai
Yordan, bahkan dari wilayah-wilayah Tirus dan Sidon yang masih kafir. Di
satu pihak jumlah besar ini tentu membesarkan hati, namun di pihak lain
Yesus tahu bahwa mereka belum siap untuk memahami identitas-Nya atau
siapa Dia sesungguhnya. Pemahaman dan sikap mereka terhadap Yesus masih
dangkal. Mereka datang hanya didorong oleh kebutuhan-kebutuhan sesaat.
Mereka belum sepenuhnya menjadi pengikut-pengikut-Nya. Mereka datang
untuk mendapatkan sesuatu, belum siap untuk memberi atau sharing. Namun,
Yesus tidak menolak mereka. Ia berbelarasa.
Yesus mengajarkan kita untuk tidak tergoda dengan popularitas ketika
kita disanjung dan dielu-elukan. Ia memberi teladan kepada kita untuk
selalu sadar akan mandat perutusan yang dipercayakan oleh Bapa-Nya,
yakni menghantar semua orang mengalami kasih dan kebaikan Allah. Ia
mengundang kita untuk tidak sekadar ikut Dia, tetapi untuk menjadi
pengikut-Nya yang sejati dan menerima Dia sebagai jalan, kebenaran, dan
kehidupan.
Doa: Tuhan Yesus Kristus, dampingilah aku selalu untuk
mengagungkan nama-Mu dan mengimani Engkau sebagai jalan, kebenaran, dan
kehidupan. Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar