Rabu, 18 Januari 2012~Pembukaan Pekan Doa Sedunia untuk Persatuan Umat Kristiani
Rabu, 18 Januari 2012
Pekan Biasa II (H)
Pembukaan Pekan Doa Sedunia untuk Persatuan Umat Kristiani
Sta. Priska; Sta. Margaretha dr Hongaria
Bacaan I : 1Sam. 17:32–33.37.40–51
.Mazmur : 144:1.2.9–10; R: 1a
Bacaan Injil : Mrk. 3:1–6
Kemudian Yesus masuk lagi ke rumah ibadat. Di situ ada seorang yang
mati sebelah tangannya. Mereka mengamat-amati Yesus, kalau-kalau Ia
menyembuhkan orang itu pada hari Sabat, supaya mereka dapat
mempersalahkan Dia. Kata Yesus kepada orang yang mati sebelah tangannya
itu: ”Mari, berdirilah di tengah!” Kemudian kata-Nya kepada mereka:
”Manakah yang diperbolehkan pada hari Sabat, berbuat baik atau berbuat
jahat, menyelamatkan nyawa orang atau membunuh orang?” Tetapi mereka itu
diam saja. Ia berdukacita karena kedegilan mereka dan dengan marah Ia
memandang sekeliling-Nya kepada mereka lalu Ia berkata kepada orang itu:
”Ulurkanlah tanganmu!” Dan ia mengulurkannya, maka sembuhlah tangannya
itu. Lalu keluarlah orang-orang Farisi dan segera bersekongkol dengan
orang-orang Herodian untuk membunuh Dia.
Renungan
Dari
waktu ke waktu kita dihadapkan pada suatu pilihan yang dilematis, tetapi
keputusan harus diambil. Skala prioritas turut dipertimbangkan. Dalam
kontroversi dengan orang-orang Farisi, yang mengamat-amati setiap gerak
dan perkataan-Nya, Yesus memberikan petunjuk yang jelas untuk memilih,
yakni pro kehidupan. Ia memilih untuk berbuat baik dan menyelamatkan
nyawa orang yang mati sebelah tangannya daripada berkutat dengan
peraturan Sabat yang kaku.
Sementara itu kaum Farisi hanya
mencari-cari alasan untuk mempersalahkan Dia; mereka tidak punya
keprihatinan akan nilai kehidupan yang jauh lebih tinggi daripada suatu
peraturan. Mereka terdiam tanpa bisa membantah Yesus.
Kisah
pertarungan antara Daud dan Goliat membeberkan bagaimana Daud—ketika itu
ia belum dilantik menjadi raja—dihadapkan pada situasi sulit. Dia, yang
masih muda belia, berhadapan dengan Goliat, seorang raksasa yang
ditakuti. Ketika mengajukan diri kepada Saul untuk bertarung melawan
Goliat, Saul meragukannya. ”Tidak mungkin engkau dapat menghadapi orang
Filistin itu .... Sebab engkau masih muda, sedang Goliat sejak dari masa
mudanya telah menjadi prajurit” (1Sam. 17:33). Namun, Daud telah
berketetapan hati, tidak punya keraguan, untuk melawan Goliat. Yang
diandalkan oleh Daud bukanlah kekuatan manusiawi, tetapi Allah yang
menyertainya. Andalan Daud adalah Tuhan. Inilah kualifikasi penting bagi
seorang raja yang akan memerintah atas nama Allah. Dalam melawan
Goliat, Daud pun memegang tongkat, yang akan menjadi lambang
pemerintahannya.
Demikian Tuhan mengajarkan kita untuk
mengedepankan perbuatan baik serta keselamatan sesama kita dan
senantiasa mengandalkan Tuhan dalam segala hal ikhwal kehidupan kita.
Doa: Tuhan Yesus Kristus, sadarkanlah aku selalu untuk mengandalkan
Engkau dan senantiasa memilih untuk berbuat baik bagi sesamaku. Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar