Selasa, 17 Januari 2012

Rabu, 18 Januari 2012~Pembukaan Pekan Doa Sedunia untuk Persatuan Umat Kristiani

Rabu, 18 Januari 2012
Pekan Biasa II (H)
Pembukaan Pekan Doa Sedunia untuk Persatuan Umat Kristiani
Sta. Priska; Sta. Margaretha dr Hongaria
Bacaan I : 1Sam. 17:32–33.37.40–51
.
Mazmur : 144:1.2.9–10; R: 1a
Bacaan Injil : Mrk. 3:1–6

Kemudian Yesus masuk lagi ke rumah ibadat. Di situ ada seorang yang mati sebelah tangannya. Mereka mengamat-amati Yesus, kalau-kalau Ia menyembuhkan orang itu pada hari Sabat, supaya mereka dapat mempersalahkan Dia. Kata Yesus kepada orang yang mati sebelah tangannya itu: ”Mari, berdirilah di tengah!” Kemudian kata-Nya kepada mereka: ”Manakah yang diperbolehkan pada hari Sabat, berbuat baik atau berbuat jahat, menyelamatkan nyawa orang atau membunuh orang?” Tetapi mereka itu diam saja. Ia berdukacita karena kedegilan mereka dan dengan marah Ia memandang sekeliling-Nya kepada mereka lalu Ia berkata kepada orang itu: ”Ulurkanlah tanganmu!” Dan ia mengulurkannya, maka sembuhlah ta­ngannya itu. Lalu keluarlah orang-orang Farisi dan segera bersekongkol dengan orang-orang Herodian untuk membunuh Dia.

Renungan
Dari waktu ke waktu kita dihadapkan pada suatu pilihan yang dilematis, tetapi keputusan harus diambil. Skala prioritas turut dipertimbangkan. Dalam kontroversi dengan orang-orang Farisi, yang mengamat-amati setiap gerak dan perkataan-Nya, Yesus memberikan petunjuk yang jelas untuk memilih, yakni pro kehidupan. Ia memilih untuk berbuat baik dan menyelamatkan nyawa orang yang mati sebelah tangannya daripada berkutat dengan peraturan Sabat yang kaku.

Sementara itu kaum Farisi hanya mencari-cari alasan untuk mempersalahkan Dia; mereka tidak punya keprihatinan akan nilai kehidupan yang jauh lebih tinggi daripada suatu peraturan. Mereka terdiam tanpa bisa membantah Yesus.
Kisah pertarungan antara Daud dan Goliat membeberkan bagaimana Daud—ketika itu ia belum dilantik menjadi raja—dihadapkan pada situasi sulit. Dia, yang masih muda belia, ber­hadapan dengan Goliat, seorang raksasa yang ditakuti. Ketika mengajukan diri kepada Saul untuk bertarung melawan Goliat, Saul meragukannya. ”Tidak mungkin engkau dapat menghadapi orang Filistin itu .... Sebab engkau masih muda, sedang Goliat sejak dari masa mudanya telah menjadi prajurit” (1Sam. 17:33). Namun, Daud telah berketetapan hati, tidak punya keraguan, untuk melawan Goliat. Yang diandalkan oleh Daud bukanlah kekuatan manusiawi, tetapi Allah yang menyertainya. Andalan Daud adalah Tuhan. Inilah kualifikasi penting bagi seorang raja yang akan memerintah atas nama Allah. Dalam melawan Goliat, Daud pun memegang tongkat, yang akan menjadi lambang pemerintahannya.

Demikian Tuhan mengajarkan kita untuk mengedepankan perbuatan baik serta keselamatan sesama kita dan senantiasa mengandalkan Tuhan dalam segala hal ikhwal kehidupan kita.

Doa: Tuhan Yesus Kristus, sadarkanlah aku selalu untuk mengandalkan Engkau dan senantiasa memilih untuk berbuat baik bagi sesamaku. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar