Selasa, 17 Januari 2012 (Pw St. Antonius, Abbas (P)
Selasa, 17 Januari 2012
Pekan Biasa II
Pw St. Antonius, Abbas (P)
B. Rosaline Villeneuve; St. Sulpisius
Bacaan I: 1Sam. 16:1–13 Mazmur : 89:20.21–22.27–28; R: 21a
Bacaan Injil : Mrk. 2:23–28
Pada suatu kali, pada hari Sabat, Yesus berjalan di ladang gandum, dan
sementara berjalan murid-murid-Nya memetik bulir gandum. Maka kata
orang-orang Farisi kepada-Nya: ”Lihat! Mengapa mereka berbuat sesuatu
yang tidak diperbolehkan pada hari Sabat?” Jawab-Nya kepada mereka:
”Belum pernahkah kamu baca apa yang dilakukan Daud, ketika ia dan mereka
yang mengikutinya kekurangan dan kelaparan, bagaimana ia masuk ke
dalam Rumah Allah waktu Abyatar menjabat sebagai Imam Besar lalu makan
roti sajian itu—yang tidak boleh dimakan kecuali oleh imam-imam—dan
memberinya juga kepada pengikut-pengikutnya?” Lalu kata Yesus kepada
mereka: ”Hari Sabat diadakan untuk manusia dan bukan manusia untuk hari
Sabat, jadi Anak Manusia adalah juga Tuhan atas hari Sabat.”
Renungan
Ada dua prinsip yang dapat dipetik dari Injil hari ini tentang hari
Sabat. Pertama, segala peraturan dibuat untuk manusia dan bukan
sebaliknya. Peraturan bukanlah tujuan dalam dirinya sendiri, tetapi
untuk kebaikan manusia. Bagi kaum Yahudi, kebajikan ada demi memenuhi
hukum. Bagi Yesus, pengamalan hukum hanya menjadi sempurna apabila hukum
itu mengabdi demi kebaikan orang-orang lain dan diri sendiri. Kedua,
Yesus sebagai Putra Allah tidak dibatasi oleh peraturan-peraturan
manusiawi, seberapa pun tingginya. Hanya ada satu hukum utama ialah
kasih. Allah adalah kasih itu, maka Ia pun tidak mungkin mengingkari
hakikat diri-Nya. Setiap peraturan ada untuk mengabdi pada hukum yang
utama itu.
Ketika Saul tidak lagi mengabdi Allah dengan benar,
tetapi lebih mengabdi kepentingannya sendiri, Allah menolak dia sebagai
raja dan menggantikannya dengan Daud. Allah menjatuhkan pilihan kepada
Daud, bukan kepada anak-anak Isai yang lain. Allah melihat hati manusia,
sedangkan manusia melihat apa yang ada di depan mata atau tampilan
luar. Kaum Farisi mementingkan praktik luaran, tetapi melupakan prinsip
cinta kasih dan kedalaman hati.
Kita pun diajak untuk
merefleksikan panggilan kita sendiri dan keterpilihan kita oleh Allah
untuk mengabdi pada Dia dan cinta kasih-Nya. Allah mengkhususkan kita
untuk tugas khas yang dipercayakan-Nya kepada kita.
Doa: Tuhan
Allah yang mahabaik, mampukanlah aku untuk mengabdi Engkau sepenuh hati
dan untuk memenuhi panggilan menjadi pelaku cinta kasih. Amin.
sumber:ziarah batin 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar