Selasa, 7 Februari 2012
Pekan Biasa V (H)
St. Rikardus; Sta. Koleta; B. Anselmus Polanco;
B. Rosalie Rendu; B. Pius IX, Paus
Bacaan I : 1Raj. 8:22–23.27–30
Mazmur : 84:3.4.5.10.11; R: 2
Bacaan Injil : Mrk. 7:1–13
Pada suatu kali serombongan orang Farisi dan beberapa ahli
Taurat dari Yerusalem datang menemui Yesus. Mereka melihat, bahwa
beberapa orang murid-Nya makan dengan tangan najis, yaitu dengan tangan
yang tidak dibasuh. Sebab orang-orang Farisi seperti orang-orang Yahudi
lainnya tidak makan kalau tidak melakukan pembasuhan tangan lebih dulu,
karena mereka berpegang pada adat istiadat nenek moyang mereka; dan
kalau pulang dari pasar mereka juga tidak makan kalau tidak lebih dahulu
membersihkan dirinya. Banyak warisan lain lagi yang mereka pegang,
umpamanya hal mencuci cawan, kendi dan perkakas-perkakas tembaga.
Karena itu orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat itu bertanya
kepada-Nya: ”Mengapa murid-murid-Mu tidak hidup menurut adat istiadat
nenek moyang kita, tetapi makan dengan tangan najis?” Jawab-Nya kepada
mereka: ”Benarlah nubuat Yesaya tentang kamu, hai orang-orang munafik!
Sebab ada tertulis: Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal
hatinya jauh dari pada-Ku. Percuma mereka beribadah kepada-Ku, sedangkan
ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah manusia. Perintah Allah kamu
abaikan untuk berpegang pada adat istiadat manusia.” Yesus berkata pula
kepada mereka: ”Sungguh pandai kamu mengesampingkan perintah Allah,
supaya kamu dapat memelihara adat istiadatmu sendiri. Karena Musa telah
berkata: Hormatilah ayahmu dan ibumu! dan: Siapa yang mengutuki
ayahnya atau ibunya harus mati.” (Bacaan selengkapnya lihat
Alkitab....)
Renungan
Di sebuah Rumah Sakit terkenal selalu disediakan cairan
pembersih tangan hampir di setiap sudut ruangan. Tujuannya jelas, untuk
menjaga kebersihan dan kesehatan pengunjung. Tradisi mencuci tangan
sebelum makan, mencuci gelas piring dan perkakas yang habis digunakan
adalah sesuatu yang amat baik. Orang-orang Farisi yang amat terbiasa
dengan tradisi baik itu, tidak tahan melihat murid-murid Yesus makan
dengan tangan najis alias dengan tangan yang tidak dicuci terlebih
dahulu. Mereka pun melontarkan kritik. Bukankah kritikan mereka
beralasan dan positif? Mengapa Yesus marah dan balik mengecam mereka
sebagai munafik?
Tampaknya bukan masalah cuci tangan yang membuat Yesus murka.
Yang dikemukakan Yesus adalah soal prioritas. Yesus mengecam orang
Farisi dan ahli-ahli Taurat karena mereka lebih mengutamakan adat
istiadat yang lemah daripada perintah Allah yang utama. Perintah Allah
untuk mengasihi sesama, khususnya yang miskin dan tak berdaya justru
diabaikan.
Kita boleh dan wajib melaksanakan aturan hukum manapun yang
mewajibkan kita, namun hukum Allah hendaknya selalu menjadi yang utama
dan tidak boleh diabaikan.
Doa
Tuhan yang mahabaik, ingatkanlah aku senantiasa untuk
mengutamakan perintah-Mu daripada aturan-aturan manusia yang kurang
berarti. Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar