Pekan Prapaskah III (U)
Bacaan I : Hos. 14:2–10
Mazmur : 81:6c–8a.8b–9.10–11b.14.17; R: 11.9a
Bacaan Injil : Mrk. 12:28b–34
lalu seorang ahli Taurat, yang mendengar Yesus dan orang-orang Saduki bersoal jawab dan tahu, bahwa Yesus memberi jawab yang tepat kepada orang-orang itu, datang kepada-Nya dan bertanya, ”Hukum manakah yang paling utama?” Jawab Yesus, ”Hukum yang terutama ialah: Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa. Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu. Dan hukum yang kedua ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Tidak ada hukum lain yang lebih utama dari pada kedua hukum ini.” Lalu kata ahli Taurat itu kepada Yesus, ”Tepat sekali, Guru, benar kata-Mu itu, bahwa Dia esa, dan bahwa tidak ada yang lain kecuali Dia. Memang mengasihi Dia dengan segenap hati dan dengan segenap pengertian dan dengan segenap kekuatan, dan juga mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri adalah jauh lebih utama daripada semua korban bakaran dan korban sembelihan.” Yesus melihat, bagaimana bijaksananya jawab orang itu, dan Ia berkata kepadanya, ”Engkau tidak jauh dari Kerajaan Allah!” Dan seorang pun tidak berani lagi menanyakan sesuatu kepada Yesus.
Renungan
Ibu Teresa dari Calcuta pernah mengatakan bahwa dunia kita menderita karena sedikit kasih di dalamnya. Perkataan Ibu Teresa itu ada benarnya. Kita bisa menyaksikan apa yang terjadi di dunia saat ini. Kita tidak usah jauh-jauh. Kita lihat keadaan di negara kita. Kekerasan, kejahatan, dan pembunuhan cenderung meningkat akhir-akhir ini. Siapa yang membuat dunia ini kekurangan kasih? Siapa lagi kalau bukan manusia. Karena itu, manusia pula yang mesti bertanggung jawab menghadirkan kasih di dunia ini.
Yesus memberikan perintah yang paling mendasar bagi manusia, yaitu perintah kasih. Yesus mengajak kita untuk mengasihi Tuhan yang adalah sumber kasih dengan sepenuh hati dan secara total. Mengasihi Tuhan memungkinkan kita mampu mengasih diri dan sesama, sebab kasih itu berasal dari Tuhan. Tanpa kasih Tuhan, kita tidak akan sanggup berbuat kasih. Sejajar dengan kasih kepada Allah adalah kasih kepada diri dan sesama. Mengasihi diri sendiri di sini bukan berarti egois. Mengasihi diri sendiri berarti menerima diri dengan segala kelebihan dan kekurangan, menghormati diri sendiri dan menjaga, memelihara serta mensyukuri anugerah yang Tuhan berikan kepada kita. Jika kita mampu mengasihi diri sendiri, kita akan mampu mengasihi sesama kita. Kita akan mampu menghargai dan melindungi sesama, berbagi dan bermurah hati kepada sesama kita.
Kasih adalah identitas kita sebagai murid-murid Tuhan Yesus. Kasih memang mudah diucapkan, tetapi kasih selalu menuntut untuk diwujudnyatakan dalam tindakan sehari-hari. Dunia kita sangat haus akan kasih. Siapa lagi yang harus menghadirkannya kalau bukan kita. Bersediakan kita?
Doa
Ya Tuhan yang mahakasih, terima kasih atas kasih-Mu yang senantiasa Engkau alirkan kepadaku. Semoga aku semakin mampu menanggapi kasih-Mu itu dengan kasih kepada-Mu dan kepada sesama. Amin.
sumber : ziarah batin 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar