Jumat, 16 Maret 2012

Sabtu, 17 Maret 2012

Sabtu, 17 Maret 2012
Pekan Prapaskah III (U)
>i>
Yusuf dr Arimatea; St. Patrisius; St. Gertrudis dr Nivelles
Bacaan I: Hos. 6:1–6
Mazmur : 51:3–4.18–19.20–21ab; R: Hos. 6:6
Bacaan Injil : Luk. 18:9–14



Dan kepada beberapa orang yang meng­anggap dirinya benar dan meman­dang rendah semua orang lain, Yesus me­ngatakan perumpamaan ini, ”Ada dua orang pergi ke Bait Allah untuk berdoa; yang seorang adalah Farisi dan yang lain pemungut cukai. Orang Farisi itu berdiri dan berdoa dalam hatinya begini: Ya Allah, aku mengucap syukur kepada-Mu, karena aku tidak sama seperti semua orang lain, bukan perampok, bukan orang lalim, bukan pezina dan bukan juga seperti pemungut cukai ini; aku berpuasa dua kali seminggu, aku memberikan seper­sepu­luh dari segala penghasilanku. Tetapi pemu­ngut cukai itu berdiri jauh-jauh, bahkan ia tidak berani menengadah ke langit, melainkan ia memukul diri dan berkata: Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini. Aku berkata kepadamu: Orang ini pulang ke rumahnya sebagai orang yang dibenarkan Allah dan orang lain itu tidak. Sebab Barang siapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan Barang siapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan.”

Renungan

Salah satu kecenderungan banyak orang adalah mudah melihat kesalahan orang lain, tetapi sulit melihat kesalahan diri sendiri. Dia menganggap dirinya paling hebat, pintar, tahu segalanya dan sempurna. Orang yang demikian akan mudah mempersalahkan dan menghakimi orang lain.

Dalam Injil, kita mendengar Yesus menceritakan perumpamaan dengan menampilkan dua tokoh, yaitu orang Farisi dan pemungut cukai. Orang Farisi itu adalah gambaran orang yang menganggap diri paling hebat, benar, suci dan sempurna. Ia membanggakan dan menyombongkan dirinya di hadapan Tuhan.
Dia sebenarnya tidak sungguh berdoa. Ia mengungkapkan kehebatannya di hadapan Tuhan. Dengan demikian, ia mengatakan bahwa ia tidak membutuhkan Tuhan. Ia juga menganggap rendah dan menghakimi orang lain. Sikap orang Farisi yang sombong tidak berkenan di hadapan Tuhan. Pemungut cukai adalah gambaran orang yang sungguh rendah hati, tahu diri dan sadar akan kesalahannya. Dan pada saat yang sama dia sadar akan kebaikan dan kerahiman Tuhan maka ia memohon pengampunan dari Tuhan. Sikap pemungut cukai yang rendah hati ini justru berkenan di hadapan Tuhan.

Yesus menekankan pentingnya kerendahan hati dalam hubungan dengan Tuhan dan sesama. Tidak ada yang patut kita sombongkan di hadapan Tuhan. Kita pun tidak patut memandang rendah orang lain. Kita semua memiliki kerapuhan dan memerlukan pengampunan dari Tuhan.

Doa: Ya Tuhan, terima kasih karena aku diingatkan untuk bersikap rendah hati di hadapan-Mu. Semoga aku dimampukan untuk selalu rendah hati dalam hidup ini baik di hadapan-Mu maupun di dalam pergaulan dengan sesama. Amin.

sumber :ziarah batin 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar