Sabtu, 12 Mai 2012
Pekan PASKAH V (P)
St. Nereus, Achileus, Pankrasius, dan Sta. Flavia Domitila;
St. Germanus; St. Leopoldus Mandic; B William Tirri
Bacaan I : Kis. 16:1–10
Mazmur : 100:1–2.3.5; R: 1a
Bacaan Injil : Yoh. 15:18–21
”Jikalau dunia membenci kamu, ingatlah bahwa ia telah lebih
dahulu membenci Aku daripada kamu. Sekiranya kamu dari dunia, tentulah
dunia mengasihi kamu sebagai miliknya. Tetapi karena kamu bukan dari
dunia, melainkan Aku telah memilih kamu dari dunia, sebab itulah dunia
membenci kamu. Ingatlah apa yang telah Kukatakan kepadamu: Seorang
hamba tidaklah lebih tinggi daripada tuannya. Jikalau mereka telah
menganiaya Aku, mereka juga akan menganiaya kamu; jikalau mereka telah
menuruti firman-Ku, mereka juga akan menuruti perkataanmu. Tetapi
semuanya itu akan mereka lakukan terhadap kamu karena nama-Ku, sebab
mereka tidak mengenal Dia, yang telah mengutus Aku.”
Renungan
Kisah Para Rasul hari ini sungguh menarik. Roh Kudus sungguh
tampil sebagai sahabat sejati, membimbing Paulus dan Timoteus dalam
perjalanan pewartaan mereka. Roh Kudus memimpin mereka melalui karunia
penglihatan, pengetahuan, kebijaksanaan. Luar biasa! Namun, adakah
kuasa dan karya Roh Kudus masih selalu diandalkan dalam hidup harian
kita sebagai orang Kristen pada abad ini?
Dalam kenyataannya, di satu pihak, jika dilihat dari
kemerosotan hidup yang melanda anggota Gereja secara umum dewasa ini,
kita boleh mengatakan Roh Kudus telah masuk dalam daftar ”Allah yang
pekerjaan-Nya dilupakan–atau yang diabaikan”. Banyak anggota Gereja
Kristus zaman ini tidak lagi mengandalkan karya Roh Kudus, tetapi
mengandalkan potensi kehidupan lain, yang menyebabkan terjadinya
kemerosotan hidup dalam berbagai aspeknya. Anggota Gereja tenggelam
dalam materialisme yang kuat bahkan meningkat sampai kepada atheisme.
Akibat kemajuan teknologi, banyak orang lupa atau dengan sengaja
mengabaikan bimbingan Roh Kudus karena lebih suka kepada kesenangan
duniawi. Namun, di pihak lain, sejak Konsili Vatikan II, ketika
pengaruh Gereja di tengah dunia demikian kuat di bawah kepemimpinan
Paus Yohanes XXIII dan para penggantinya, keterbukaan Gereja terhadap
pekerjaan Roh Kudus semakin besar. Ketika dunia ini tenggelam dalam
dosa, dengan segala kejahatan yang terjadi, karunia-karunia Roh Kudus
tampaknya semakin tercurah membarui dunia.
Di mana-mana muncul kelompok-kelompok rohani awam maupun
religius yang mengandalkan pekerjaan Roh Kudus; dan mereka dengan
penuh semangat melakukan evangelisasi baru dengan menghidupkan
karisma-karisma Roh Kudus. Pelayanan mereka dalam Gereja telah
mengembalikan hati begitu banyak orang kepada Tuhan, orang-orang
bertobat dan mencintai sakramen-sakramen, tekun membaca Kitab Suci,
aktif dalam pelayanan Gereja serta membangun kembali hubungan yang
baik dengan sesama. Roh Kudus sungguh-sungguh bekerja dan membarui
kehidupan umat Allah dalam Gereja, yang membuat orang rindu kembali
kepada suasana hidup Gereja perdana. Bagaimana dengan Anda, sudahkah
mengandalkan Roh Kudus dalam hidup Anda?
Doa
Ya Tuhan, bantulah aku untuk semakin mengandalkan pekerjaan
Roh-Mu yang kudus agar aku sanggup melayani Engkau dan sesama. Amin
sumber : ziarah batin 2012
Jumat, 11 Mei 2012
Kamis, 10 Mei 2012
Jumat, 11 Mei 2012
Jumat, 11 Mei 2012
Pekan PASKAH V (P)
St. Ignasius Peis dr Lakoni; Sta. Bertha; St. Ignasius dr Laconi
Bacaan I : Kis. 15:22–31
Mazmur : 57:8–9.10–12; R: 10a
Bacaan Injil : Yoh. 15:12–17
”Inilah perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu. Tidak ada kasih yang lebih besar daripada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya. Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu. Aku tidak menyebut kamu lagi hamba, sebab hamba tidak tahu, apa yang diperbuat oleh tuannya, tetapi Aku menyebut kamu sahabat, karena Aku telah memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang telah Kudengar dari Bapa-Ku. Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu. Inilah perintah-Ku kepadamu: Kasihilah seorang akan yang lain.”
Renungan
Gereja perdana seperti diceritakan dalam Kisah Para Rasul mengandalkan hidup dan karya mereka pada kuasa Roh Kudus. Oleh bimbingan Roh Kudus sendiri, mereka ikut bertanggung jawab atas hidup dan perkembangan jemaat baru di Antiokhia, Siria dan Kilikia, yang imannya telah digoncangkan oleh ajaran sesat. Mereka memilih Barnabas dan Paulus lalu mengutusnya ke sana. Dua sahabat ini adalah orang-orang yang telah mempertaruhkan nyawanya karena nama Tuhan kita Yesus Kristus. Mereka membawa serta sebuah surat yang berbunyi: ” ... Sebab adalah keputusan Roh Kudus dan keputusan kami, supaya kepada kamu jangan ditanggungkan lebih banyak beban daripada yang perlu: Kamu harus menjauhkan diri dari makanan yang dipersembahkan kepada berhala, dari darah, dari daging binatang yang mati dicekik dan dari percabulan. Jikalau kamu memelihara diri dari hal-hal ini, kamu berbuat baik. Sekianlah, selamat.” Setelah membaca surat itu, para jemaat di sana diliputi sukacita.
Wujud hidup yang terpenting sebagai pengikut Kristus adalah taat kepada perintah Allah, hidup dalam semangat kasih, dan mau mengamalkan kasih itu, satu terhadap terhadap yang lain. Yesus sendiri telah menunjukkan inti kedatangan-Nya ke dunia ini dengan menyerahkan nyawa bagi keselamatan manusia dan mengajarkan para pengikut-Nya agar mau melakukan hal yang sama. ”Inilah perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu....”
Untuk mencapai tingkat kehidupan seperti itu sungguh tidak mudah.
Manusia membutuhkan adanya atmosfer kewibawaan Ilahi, suasana hidup
di bawah bimbingan kuasa Roh Kudus. Roh Kudus adalah kuasa yang
memimpin setiap orang kepada ketaatan, kebenaran, kasih, dan yang
meneguhkan langkah hidup manusia menuju keabadian hidup bersama Allah
sendiri.
Doa
Ya Tuhan, pimpinlah hidupku dengan daya dan kuasa Roh Kudus-Mu agar aku sanggup menata hidup penuh kasih seturut perintah-Mu. Amin.
sumber :ziarah batin 2012
Pekan PASKAH V (P)
St. Ignasius Peis dr Lakoni; Sta. Bertha; St. Ignasius dr Laconi
Bacaan I : Kis. 15:22–31
Mazmur : 57:8–9.10–12; R: 10a
Bacaan Injil : Yoh. 15:12–17
”Inilah perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu. Tidak ada kasih yang lebih besar daripada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya. Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu. Aku tidak menyebut kamu lagi hamba, sebab hamba tidak tahu, apa yang diperbuat oleh tuannya, tetapi Aku menyebut kamu sahabat, karena Aku telah memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang telah Kudengar dari Bapa-Ku. Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu. Inilah perintah-Ku kepadamu: Kasihilah seorang akan yang lain.”
Renungan
Gereja perdana seperti diceritakan dalam Kisah Para Rasul mengandalkan hidup dan karya mereka pada kuasa Roh Kudus. Oleh bimbingan Roh Kudus sendiri, mereka ikut bertanggung jawab atas hidup dan perkembangan jemaat baru di Antiokhia, Siria dan Kilikia, yang imannya telah digoncangkan oleh ajaran sesat. Mereka memilih Barnabas dan Paulus lalu mengutusnya ke sana. Dua sahabat ini adalah orang-orang yang telah mempertaruhkan nyawanya karena nama Tuhan kita Yesus Kristus. Mereka membawa serta sebuah surat yang berbunyi: ” ... Sebab adalah keputusan Roh Kudus dan keputusan kami, supaya kepada kamu jangan ditanggungkan lebih banyak beban daripada yang perlu: Kamu harus menjauhkan diri dari makanan yang dipersembahkan kepada berhala, dari darah, dari daging binatang yang mati dicekik dan dari percabulan. Jikalau kamu memelihara diri dari hal-hal ini, kamu berbuat baik. Sekianlah, selamat.” Setelah membaca surat itu, para jemaat di sana diliputi sukacita.
Wujud hidup yang terpenting sebagai pengikut Kristus adalah taat kepada perintah Allah, hidup dalam semangat kasih, dan mau mengamalkan kasih itu, satu terhadap terhadap yang lain. Yesus sendiri telah menunjukkan inti kedatangan-Nya ke dunia ini dengan menyerahkan nyawa bagi keselamatan manusia dan mengajarkan para pengikut-Nya agar mau melakukan hal yang sama. ”Inilah perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu....”
Doa
Ya Tuhan, pimpinlah hidupku dengan daya dan kuasa Roh Kudus-Mu agar aku sanggup menata hidup penuh kasih seturut perintah-Mu. Amin.
sumber :ziarah batin 2012
Rabu, 09 Mei 2012
Kamis, 10 Mei 2012
Kamis, 10 Mei 2012
Pekan PASKAH V (P)
St. Antonius dr Florence; St. Damianaus de Veuster; St. Gordianus dan Epimakus
Bacaan I : Kis. 15:7–21
Mazmur : 96:1–2a.2b–3.10; R: lih.3
Bacaan Injil : Yoh. 15:9–11
”Seperti Bapa telah mengasihi Aku, demikianlah juga Aku telah mengasihi kamu; tinggallah di dalam kasih-Ku itu. Jikalau kamu menuruti perintah-Ku, kamu akan tinggal di dalam kasih-Ku, seperti Aku menuruti perintah Bapa-Ku dan tinggal di dalam kasih-Nya. Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya sukacita-Ku ada di dalam kamu dan sukacitamu menjadi penuh.”
Renungan
Pada masa awal Gereja, syarat menjadi murid Yesus amat sederhana, yaitu seseorang harus menyatakan imannya akan Allah dengan perantaraan Yesus Kristus dan setelah itu orang tersebut dibaptis dengan air dan Roh Kudus.
Syarat yang sederhana ini tidak berarti menjadi orang Kristen cukup mengucapkan syahadat itu. Menjadi orang Kristen tentu saja terikat kewajiban untuk menghayati dan mengamalkan imannya dengan benar dan baik, sesuai dengan perintah Allah sendiri. Kewajiban ini bukan untuk mengikat seseorang ke dalam sebuah hukum yang membuatnya tidak bebas, tetapi supaya kasih Allah semakin hidup dan berbuah serta memberikan sukacita yang penuh dalam diri setiap orang yang mampu menjalankannya. Hukum yang dihayati dan dijalankan dengan kasih menghantar setiap orang kepada pengalaman akan kasih Allah.
Setiap orang beriman tentu ingin mengalami apa yang namanya “sukacita yang penuh” tersebut. Namun, bagaimana cara untuk memperolehnya? Yesus dengan jelas memberikan rumusnya, yakni: “Jikalau kamu menuruti perintah-Ku, kamu akan tinggal di dalam kasih-Ku, seperti Aku menuruti perintah Bapa-Ku dan tinggal di dalam kasih-Nya.” Sukacita yang sempura hanya berasal dari perbuatan kasih seturut perintah Yesus.
Doa
Ya Tuhan, ajarilah aku mencintai hukum-hukum-Mu agar dengan itu aku menikmati sukacita yang penuh seperti yang Engkau janjikan. Amin.
sumber : ziarah batin 2012
Pekan PASKAH V (P)
St. Antonius dr Florence; St. Damianaus de Veuster; St. Gordianus dan Epimakus
Bacaan I : Kis. 15:7–21
Mazmur : 96:1–2a.2b–3.10; R: lih.3
Bacaan Injil : Yoh. 15:9–11
”Seperti Bapa telah mengasihi Aku, demikianlah juga Aku telah mengasihi kamu; tinggallah di dalam kasih-Ku itu. Jikalau kamu menuruti perintah-Ku, kamu akan tinggal di dalam kasih-Ku, seperti Aku menuruti perintah Bapa-Ku dan tinggal di dalam kasih-Nya. Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya sukacita-Ku ada di dalam kamu dan sukacitamu menjadi penuh.”
Renungan
Pada masa awal Gereja, syarat menjadi murid Yesus amat sederhana, yaitu seseorang harus menyatakan imannya akan Allah dengan perantaraan Yesus Kristus dan setelah itu orang tersebut dibaptis dengan air dan Roh Kudus.
Syarat yang sederhana ini tidak berarti menjadi orang Kristen cukup mengucapkan syahadat itu. Menjadi orang Kristen tentu saja terikat kewajiban untuk menghayati dan mengamalkan imannya dengan benar dan baik, sesuai dengan perintah Allah sendiri. Kewajiban ini bukan untuk mengikat seseorang ke dalam sebuah hukum yang membuatnya tidak bebas, tetapi supaya kasih Allah semakin hidup dan berbuah serta memberikan sukacita yang penuh dalam diri setiap orang yang mampu menjalankannya. Hukum yang dihayati dan dijalankan dengan kasih menghantar setiap orang kepada pengalaman akan kasih Allah.
Setiap orang beriman tentu ingin mengalami apa yang namanya “sukacita yang penuh” tersebut. Namun, bagaimana cara untuk memperolehnya? Yesus dengan jelas memberikan rumusnya, yakni: “Jikalau kamu menuruti perintah-Ku, kamu akan tinggal di dalam kasih-Ku, seperti Aku menuruti perintah Bapa-Ku dan tinggal di dalam kasih-Nya.” Sukacita yang sempura hanya berasal dari perbuatan kasih seturut perintah Yesus.
Doa
Ya Tuhan, ajarilah aku mencintai hukum-hukum-Mu agar dengan itu aku menikmati sukacita yang penuh seperti yang Engkau janjikan. Amin.
sumber : ziarah batin 2012
Jumat, 04 Mei 2012
Sabtu, 5 Mei 2012
Sabtu, 5 Mei 2012
Pekan PASKAH IV (P)
St. Hilarius dari Arles; Sta. Yutta; St. Angelus; B. Vinsent Soler
Bacaan I : Kis. 13:44–52
Mazmur : 98:1.2–3ab.3cd–4; R: 3cd
Bacaan Injil : Yoh. 14:7–14
”Sekiranya kamu mengenal Aku, pasti kamu juga mengenal Bapa-Ku. Sekarang ini kamu mengenal Dia dan kamu telah melihat Dia.” Kata Filipus kepada-Nya: ”Tuhan, tunjukkanlah Bapa itu kepada kami, itu sudah cukup bagi kami.” Kata Yesus kepadanya: ”Telah sekian lama Aku bersama-sama kamu, Filipus, namun engkau tidak mengenal Aku? Barang siapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa; bagaimana engkau berkata: Tunjukkanlah Bapa itu kepada kami. Tidak percayakah engkau, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku? Apa yang Aku katakan kepadamu, tidak Aku katakan dari diri-Ku sendiri, tetapi Bapa, yang diam di dalam Aku, Dialah yang melakukan pekerjaan-Nya. Percayalah kepada-Ku, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku; atau setidak-tidaknya, percayalah karena pekerjaan-pekerjaan itu sendiri. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barang siapa percaya kepada-Ku, ia akan melakukan juga pekerjaan-pekerjaan yang Aku lakukan, bahkan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar daripada itu. Sebab Aku pergi kepada Bapa; dan apa juga yang kamu minta dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya, supaya Bapa dipermuliakan di dalam Anak. Jika kamu meminta sesuatu kepada-Ku dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya.”
Renungan
Ada seorang Bapak yang selalu merasa diri hebat, karena memiliki jimat yang bisa menangkis segala kuasa setan dan bisa menyembuhkan segala penyakit. Namun, cara hidupnya amat bertentangan dengan hidup Kristiani. Ia tak pernah ke gereja, tidak berdoa, dan bermusuhan dengan banyak orang. Orang ini selalu membuat agar semua orang yang ditolongnya terus-menerus bergantung padanya. Sikap dan cara hidup seperti ini dengan jelas menunjukkan bahwa kuasa yang dimilikinya itu bukan berasal dari Allah melainkan dari kuasa kegelapan.
Yesus Kristus memiliki kuasa Allah karena berasal dari Allah dan Dia adalah Allah. Dalam diri-Nya Allah bekerja menyelamatkan manusia, dan melalui Dia Allah memberikan segala rahmat yang dibutuhkan manusia dalam hidup ini. Yesus sendiri berkata, “Jika kamu meminta sesuatu kepada-Ku dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya” (Yoh. 14:14). Dia melakukan semua itu agar semua manusia diselamatkan. Syaratnya hanya ini: ”Percayalah kepada Yesus” (bdk. Yoh. 14:11).
Bacaan Pertama menceritakan bagaimana Paulus dan Barnabas, di tengah penolakan dan penganiayaan, tak pernah merasa letih dan takut untuk mewartakan nama Yesus karena mereka percaya apa yang mereka katakan itu benar. Ketika mereka ditolak, situasi itu mereka terima sebagai cara Tuhan untuk menjadikan mereka ”terang bagi bangsa-bangsa”. Melalui mereka nama Tuhan dikenal dan diwartakan kepada semua bangsa lain.
Allah telah bekerja dalam diri Putra-Nya dan dalam diri pengikut-pengikut-Nya. Bapa, Putra dan Roh Kudus bekerja dalam diri setiap kita yang percaya dan dibaptis dalam nama Tritunggal Mahakudus. Maka tinggalkan segala kebanggaan yang sia-sia yang berasal dari dunia ini dan berharaplah hanya kepada Allah yang bisa menyelamatkan kita di dunia dan di akhirat.
Doa
Ya Yesus, Engkau dan Bapa satu adanya. Bantulah aku agar selalu percaya bahwa kuasa-Mu melampaui segala kerapuhan dan kedosaanku. Amin.
sumber :ziarah batin 2012
Pekan PASKAH IV (P)
St. Hilarius dari Arles; Sta. Yutta; St. Angelus; B. Vinsent Soler
Bacaan I : Kis. 13:44–52
Mazmur : 98:1.2–3ab.3cd–4; R: 3cd
Bacaan Injil : Yoh. 14:7–14
”Sekiranya kamu mengenal Aku, pasti kamu juga mengenal Bapa-Ku. Sekarang ini kamu mengenal Dia dan kamu telah melihat Dia.” Kata Filipus kepada-Nya: ”Tuhan, tunjukkanlah Bapa itu kepada kami, itu sudah cukup bagi kami.” Kata Yesus kepadanya: ”Telah sekian lama Aku bersama-sama kamu, Filipus, namun engkau tidak mengenal Aku? Barang siapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa; bagaimana engkau berkata: Tunjukkanlah Bapa itu kepada kami. Tidak percayakah engkau, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku? Apa yang Aku katakan kepadamu, tidak Aku katakan dari diri-Ku sendiri, tetapi Bapa, yang diam di dalam Aku, Dialah yang melakukan pekerjaan-Nya. Percayalah kepada-Ku, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku; atau setidak-tidaknya, percayalah karena pekerjaan-pekerjaan itu sendiri. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barang siapa percaya kepada-Ku, ia akan melakukan juga pekerjaan-pekerjaan yang Aku lakukan, bahkan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar daripada itu. Sebab Aku pergi kepada Bapa; dan apa juga yang kamu minta dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya, supaya Bapa dipermuliakan di dalam Anak. Jika kamu meminta sesuatu kepada-Ku dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya.”
Renungan
Ada seorang Bapak yang selalu merasa diri hebat, karena memiliki jimat yang bisa menangkis segala kuasa setan dan bisa menyembuhkan segala penyakit. Namun, cara hidupnya amat bertentangan dengan hidup Kristiani. Ia tak pernah ke gereja, tidak berdoa, dan bermusuhan dengan banyak orang. Orang ini selalu membuat agar semua orang yang ditolongnya terus-menerus bergantung padanya. Sikap dan cara hidup seperti ini dengan jelas menunjukkan bahwa kuasa yang dimilikinya itu bukan berasal dari Allah melainkan dari kuasa kegelapan.
Yesus Kristus memiliki kuasa Allah karena berasal dari Allah dan Dia adalah Allah. Dalam diri-Nya Allah bekerja menyelamatkan manusia, dan melalui Dia Allah memberikan segala rahmat yang dibutuhkan manusia dalam hidup ini. Yesus sendiri berkata, “Jika kamu meminta sesuatu kepada-Ku dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya” (Yoh. 14:14). Dia melakukan semua itu agar semua manusia diselamatkan. Syaratnya hanya ini: ”Percayalah kepada Yesus” (bdk. Yoh. 14:11).
Bacaan Pertama menceritakan bagaimana Paulus dan Barnabas, di tengah penolakan dan penganiayaan, tak pernah merasa letih dan takut untuk mewartakan nama Yesus karena mereka percaya apa yang mereka katakan itu benar. Ketika mereka ditolak, situasi itu mereka terima sebagai cara Tuhan untuk menjadikan mereka ”terang bagi bangsa-bangsa”. Melalui mereka nama Tuhan dikenal dan diwartakan kepada semua bangsa lain.
Allah telah bekerja dalam diri Putra-Nya dan dalam diri pengikut-pengikut-Nya. Bapa, Putra dan Roh Kudus bekerja dalam diri setiap kita yang percaya dan dibaptis dalam nama Tritunggal Mahakudus. Maka tinggalkan segala kebanggaan yang sia-sia yang berasal dari dunia ini dan berharaplah hanya kepada Allah yang bisa menyelamatkan kita di dunia dan di akhirat.
Doa
Ya Yesus, Engkau dan Bapa satu adanya. Bantulah aku agar selalu percaya bahwa kuasa-Mu melampaui segala kerapuhan dan kedosaanku. Amin.
sumber :ziarah batin 2012
Kamis, 03 Mei 2012
Jumat, 4 Mei 2012
Jumat, 4 Mei 2012
Pekan PASKAH IV (P)
Sta. Rachel; Sta. Gemma Galgani; B. Yosef Maria Rubio; St. Fidelis dr Sigmaringen
Bacaan I : Kis. 13:26–33
Mazmur : 2:6–7.8–9.10–11; R: 7
Bacaan Injil : Yoh. 14:1–6
”Janganlah gelisah hatimu; percayalah kepada Allah, percayalah juga kepada-Ku. Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu. Dan apabila Aku telah pergi ke situ dan telah menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat di mana Aku berada, kamu pun berada. Dan ke mana Aku pergi, kamu tahu jalan ke situ.” Kata Tomas kepada-Nya: ”Tuhan, kami tidak tahu ke mana Engkau pergi; jadi bagaimana kami tahu jalan ke situ?” Kata Yesus kepadanya: ”Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.”
Renungan
Suatu hari Anton datang kepada Pastor untuk menceritakan kegelisahan dan ketakutan dalam hidupnya, terutama karena belum mendapat pekerjaan dan juga selalu gagal dalam mencari jodoh. Setiap malam ia tidak bisa tidur memikirkan semua itu. Pastor pun menyarankan agar ia tekun bermeditasi dengan doa Nama Yesus. Beberapa waktu kemudian ia datang lagi dan bersaksi: ”Tuhan telah memberikan aku ketenangan dan mensyukuri kehidupanku. Doa dan meditasi nama Yesus membuatku tenang. Dalam ketenangan, imanku bertumbuh dan harapanku menjadi teguh.”
Menjaga ketenangan hati, karena percaya serta menaruh harapan pada Yesus, adalah dalil kebenaran Allah dalam diri Yesus. ”Di rumah Bapa-Ku ada banyak tempat tinggal. Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu” (Yoh. 14:2). Mendapat tempat tinggal berarti kita dimasukkan dalam keluarga Allah; dan jika sudah menjadi anggota keluarga-Nya maka setiap anggotanya mendapat hak untuk memperoleh segala rahmat dan berkat yang disediakan Allah sendiri, yaitu hak untuk menikmati damai, sukacita, ketenteraman hidup, dan keselamatan.
Perayaan wafat dan kebangkitan Yesus selama hari-hari Paskah bukan hanya berarti perayaan keselamatan, tetapi juga perayaan yang memberi penegasan bahwa ”janji keselamatan Allah telah terpenuhi, bahwa Allah itu setia dan mengasihi umat-Nya”. Jaminan ini mengajarkan setiap orang yang percaya agar selalu hidup dalam iman, harap, dan kasih kepada-Nya; memelihara ketenangan batin dalam doa, pujian dan sembah bakti yang tak kunjung putus.
Doa
Ya Yesus, tuntunlah aku untuk selalu berjalan di jalan-Mu; satu-satunya jalan benar menuju kehidupan abadi. Amin.
Pekan PASKAH IV (P)
Sta. Rachel; Sta. Gemma Galgani; B. Yosef Maria Rubio; St. Fidelis dr Sigmaringen
Bacaan I : Kis. 13:26–33
Mazmur : 2:6–7.8–9.10–11; R: 7
Bacaan Injil : Yoh. 14:1–6
”Janganlah gelisah hatimu; percayalah kepada Allah, percayalah juga kepada-Ku. Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu. Dan apabila Aku telah pergi ke situ dan telah menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat di mana Aku berada, kamu pun berada. Dan ke mana Aku pergi, kamu tahu jalan ke situ.” Kata Tomas kepada-Nya: ”Tuhan, kami tidak tahu ke mana Engkau pergi; jadi bagaimana kami tahu jalan ke situ?” Kata Yesus kepadanya: ”Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.”
Renungan
Suatu hari Anton datang kepada Pastor untuk menceritakan kegelisahan dan ketakutan dalam hidupnya, terutama karena belum mendapat pekerjaan dan juga selalu gagal dalam mencari jodoh. Setiap malam ia tidak bisa tidur memikirkan semua itu. Pastor pun menyarankan agar ia tekun bermeditasi dengan doa Nama Yesus. Beberapa waktu kemudian ia datang lagi dan bersaksi: ”Tuhan telah memberikan aku ketenangan dan mensyukuri kehidupanku. Doa dan meditasi nama Yesus membuatku tenang. Dalam ketenangan, imanku bertumbuh dan harapanku menjadi teguh.”
Menjaga ketenangan hati, karena percaya serta menaruh harapan pada Yesus, adalah dalil kebenaran Allah dalam diri Yesus. ”Di rumah Bapa-Ku ada banyak tempat tinggal. Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu” (Yoh. 14:2). Mendapat tempat tinggal berarti kita dimasukkan dalam keluarga Allah; dan jika sudah menjadi anggota keluarga-Nya maka setiap anggotanya mendapat hak untuk memperoleh segala rahmat dan berkat yang disediakan Allah sendiri, yaitu hak untuk menikmati damai, sukacita, ketenteraman hidup, dan keselamatan.
Perayaan wafat dan kebangkitan Yesus selama hari-hari Paskah bukan hanya berarti perayaan keselamatan, tetapi juga perayaan yang memberi penegasan bahwa ”janji keselamatan Allah telah terpenuhi, bahwa Allah itu setia dan mengasihi umat-Nya”. Jaminan ini mengajarkan setiap orang yang percaya agar selalu hidup dalam iman, harap, dan kasih kepada-Nya; memelihara ketenangan batin dalam doa, pujian dan sembah bakti yang tak kunjung putus.
Doa
Ya Yesus, tuntunlah aku untuk selalu berjalan di jalan-Mu; satu-satunya jalan benar menuju kehidupan abadi. Amin.
Langganan:
Postingan (Atom)