Sabtu, 31 Desember 2011
Hari ke-7 Oktaf Natal (P)
Sta. Melania; St. Silvester I, Paus
Bacaan I: 1Yoh. 2:18–21
Mazmur : 96:1–2,11–12,13; R: 11a
Bacaan Injil : Yoh. 1:1–18
Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan
Firman itu adalah Allah. Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah.
Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatu pun yang
telah jadi dari segala yang telah dijadikan. Dalam Dia ada hidup dan
hidup itu adalah terang manusia. Terang itu bercahaya di dalam kegelapan
dan kegelapan itu tidak menguasainya. Datanglah seorang yang diutus
Allah, namanya Yohanes; ia datang sebagai saksi untuk memberi kesaksian
tentang terang itu, supaya oleh dia semua orang menjadi percaya. Ia
bukan terang itu, tetapi ia harus memberi kesaksian tentang terang itu.
Terang yang sesungguhnya, yang menerangi setiap orang, sedang datang ke
dalam dunia.
Ia telah ada di dalam dunia dan dunia dijadikan oleh-Nya, tetapi
dunia tidak mengenal-Nya. Ia datang kepada milik kepunyaan-Nya, tetapi
orang-orang kepunyaan-Nya itu tidak menerima-Nya. Tetapi semua orang
yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu
mereka yang percaya dalam nama-Nya; orang-orang yang diperanakkan bukan
dari darah atau dari daging, bukan pula secara jasmani oleh keinginan
seorang laki-laki, melainkan dari Allah. Firman itu telah menjadi
manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya,
yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa,
penuh kasih karunia dan kebenaran. Yohanes memberi kesaksian tentang Dia
dan berseru, katanya: ”Inilah Dia, yang kumaksudkan ketika aku berkata:
Kemudian dari padaku akan datang Dia yang telah mendahului aku, sebab
Dia telah ada sebelum aku.” Karena dari kepenuhan-Nya kita semua telah
menerima kasih karunia demi kasih karunia; sebab hukum Taurat diberikan
oleh Musa, tetapi kasih karunia dan kebenaran datang oleh Yesus Kristus.
Tidak seorang pun yang pernah melihat Allah; tetapi Anak Tunggal Allah,
yang ada di pangkuan Bapa, Dialah yang menyatakan-Nya.
Renungan
Hari terakhir di tahun ini. Banyak dari kita sibuk membuat acara untuk
menyambut tahun yang baru. Saatnya kembali menoleh ke belakang. Banyak
hal yang terjadi. Ada kegagalan, ada keberhasilan, ada kejutan. Mungkin
ada sahabat kita yang telah berubah menjadi pembenci kita, tetapi
mungkin ada pula yang semula memusuhi kita sekarang justru menjadi
sahabat kita. Kita pun bisa bertanya, apakah kita ini sungguh menjadi
sahabat Tuhan, atau sebaliknya, tanpa sadar kita menjadi musuh-Nya.
Banyak orang akhirnya memusuhi Tuhan karena terus berpegang pada cara
berpikir mereka sendiri. Cara bertindak Tuhan dinilai tidak masuk akal,
tidak relevan, bahkan keliru. Mereka yang tetap setia diajak untuk
percaya bahwa mereka telah diberi kuasa untuk sungguh hidup sebagai
anak-anak Allah. Kita diundang untuk menggunakan kuasa itu seturut
kehendak-Nya. Hanya di dalam Dia ada hidup. Hanya dalam Dia segala
pengalaman tahun ini punya arti. Hanya dalam Dia tahun yang baru akan
bermakna. Selamat menyambut Tahun Baru. Tuhan Memberkati.
Doa: Yesus, langit dan bumi bersorak-sorai bagi-Mu. Kupersembahkan
segala yang terjadi selama tahun ini, dan segala yang akan terjadi di
tahun yang baru ini. Amin.
sumber :ziarah batin 2011
Kamis, 29 Desember 2011
Jumat, 30 Desember 2011~Pesta Keluarga Kudus, Yesus, Maria, Yusuf(ziarah batin 2011)
Jumat, 30 Desember 2011Pesta Keluarga Kudus, Yesus, Maria, Yusuf (P)
St. Sabinus
Bacaan I: Kej. 15:1–6; 21:1–3
Mazmur : 105:1b–2,3–4,5–6,8–9; R: 7a,8a
Bacaan Injil : Luk. 2:36–40
Lagipula di situ ada Hana, seorang nabi perempuan, anak Fanuel dari suku Asyer. Ia sudah sangat lanjut umurnya. Sesudah kawin ia hidup tujuh tahun lamanya bersama suaminya, dan sekarang ia janda dan berumur delapan puluh empat tahun. Ia tidak pernah meninggalkan Bait Allah dan siang malam beribadah dengan berpuasa dan berdoa. Dan pada ketika itu juga datanglah ia ke situ dan mengucap syukur kepada Allah dan berbicara tentang Anak itu kepada semua orang yang menantikan kelepasan untuk Yerusalem. Dan setelah selesai semua yang harus dilakukan menurut hukum Tuhan, kembalilah mereka ke kota kediamannya, yaitu kota Nazaret di Galilea. Anak itu bertambah besar dan menjadi kuat, penuh hikmat, dan kasih karunia Allah ada pada-Nya.
Renungan
Sebuah janji memang mudah diucapkan, tetapi tidak selalu mudah untuk dipenuhi. Janji di depan altar antara seorang perempuan dan seorang lelaki untuk setia seumur hidup dan membangun sebuah keluarga akan membutuhkan waktu untuk dipenuhi. Tidak ada seorang pun yang sudah bisa tahu secara persis bagaimana jalan kehidupan pasangan dan keluarga baru itu. Janji manusia yang lemah hanya bisa didasarkan pada janji setia Tuhan yang tak akan pernah lalai mendampingi kita.
Bila Tuhan berani setia pada janji-Nya kepada Abraham dengan memberikan Ishak kepadanya, Tuhan pun berani setia pada janji-Nya kepada kita masing-masing. Bagaimana persisnya Tuhan bekerja memenuhi janji-Nya tentu kita tidak bisa mengetahuinya secara pasti. Yang bisa kita lakukan adalah terus melangkah bersama-Nya. Yusuf dan Maria pun menyaksikan bahwa kanak-kanak Yesus bertambah besar dan bertumbuh dalam hikmat Tuhan sendiri. Tuhan memiliki irama kerja yang unik.
Doa: Yesus, hanya Engkaulah Tuhan. Inilah aku, inilah keluargaku. Aku percaya bahwa Engkau selalu setia memenuhi janji-Mu. Aku melangkah bersama-Mu. Amin.
sumber : ziarah batin 2011
St. Sabinus
Bacaan I: Kej. 15:1–6; 21:1–3
Mazmur : 105:1b–2,3–4,5–6,8–9; R: 7a,8a
Bacaan Injil : Luk. 2:36–40
Lagipula di situ ada Hana, seorang nabi perempuan, anak Fanuel dari suku Asyer. Ia sudah sangat lanjut umurnya. Sesudah kawin ia hidup tujuh tahun lamanya bersama suaminya, dan sekarang ia janda dan berumur delapan puluh empat tahun. Ia tidak pernah meninggalkan Bait Allah dan siang malam beribadah dengan berpuasa dan berdoa. Dan pada ketika itu juga datanglah ia ke situ dan mengucap syukur kepada Allah dan berbicara tentang Anak itu kepada semua orang yang menantikan kelepasan untuk Yerusalem. Dan setelah selesai semua yang harus dilakukan menurut hukum Tuhan, kembalilah mereka ke kota kediamannya, yaitu kota Nazaret di Galilea. Anak itu bertambah besar dan menjadi kuat, penuh hikmat, dan kasih karunia Allah ada pada-Nya.
Renungan
Sebuah janji memang mudah diucapkan, tetapi tidak selalu mudah untuk dipenuhi. Janji di depan altar antara seorang perempuan dan seorang lelaki untuk setia seumur hidup dan membangun sebuah keluarga akan membutuhkan waktu untuk dipenuhi. Tidak ada seorang pun yang sudah bisa tahu secara persis bagaimana jalan kehidupan pasangan dan keluarga baru itu. Janji manusia yang lemah hanya bisa didasarkan pada janji setia Tuhan yang tak akan pernah lalai mendampingi kita.
Bila Tuhan berani setia pada janji-Nya kepada Abraham dengan memberikan Ishak kepadanya, Tuhan pun berani setia pada janji-Nya kepada kita masing-masing. Bagaimana persisnya Tuhan bekerja memenuhi janji-Nya tentu kita tidak bisa mengetahuinya secara pasti. Yang bisa kita lakukan adalah terus melangkah bersama-Nya. Yusuf dan Maria pun menyaksikan bahwa kanak-kanak Yesus bertambah besar dan bertumbuh dalam hikmat Tuhan sendiri. Tuhan memiliki irama kerja yang unik.
Doa: Yesus, hanya Engkaulah Tuhan. Inilah aku, inilah keluargaku. Aku percaya bahwa Engkau selalu setia memenuhi janji-Mu. Aku melangkah bersama-Mu. Amin.
sumber : ziarah batin 2011
Rabu, 28 Desember 2011
Kamis, 29 Desember 2011 (ziarah batin 2011)
Kamis, 29 Desember 2011
Hari ke- 5 Oktaf Natal (P)St. Thomas Becket dr Canterbury; St. Kaspar Del Bufalo;
Daud (Raja Israel)
Bacaan I: 1Yoh. 2:3–11
Mazmur : 96:1–2a,2b–3,5b–6; R: 11a
Bacaan Injil : Luk. 2:22–35
Dan ketika genap waktu pentahiran, menurut hukum Taurat Musa, mereka membawa Dia ke Yerusalem untuk menyerahkan-Nya kepada Tuhan, seperti ada tertulis dalam hukum Tuhan: ”Semua anak laki-laki sulung harus dikuduskan bagi Allah”, dan untuk mempersembahkan korban menurut apa yang difirmankan dalam hukum Tuhan, yaitu sepasang burung tekukur atau dua ekor anak burung merpati.
Adalah di Yerusalem seorang bernama Simeon. Ia seorang yang benar dan saleh yang menantikan penghiburan bagi Israel. Roh Kudus ada di atasnya, dan kepadanya telah dinyatakan oleh Roh Kudus, bahwa ia tidak akan mati sebelum ia melihat Mesias, yaitu Dia yang diurapi Tuhan. Ia datang ke Bait Allah oleh Roh Kudus. Ketika Yesus, Anak itu, dibawa masuk oleh orang tua-Nya untuk melakukan kepada-Nya apa yang ditentukan hukum Taurat, ia menyambut Anak itu dan menatang-Nya sambil memuji Allah, katanya: ”Sekarang, Tuhan, biarkanlah hamba-Mu ini pergi dalam damai sejahtera, sesuai dengan firman-Mu, sebab mataku telah melihat keselamatan yang dari pada-Mu, yang telah Engkau sediakan di hadapan segala bangsa, yaitu terang yang menjadi penyataan bagi bangsa-bangsa lain dan menjadi kemuliaan bagi umat-Mu, Israel.” Dan bapa serta ibu-Nya amat heran akan segala apa yang dikatakan tentang Dia.
Lalu Simeon memberkati mereka dan berkata kepada Maria, ibu Anak itu: ”Sesungguhnya Anak ini ditentukan untuk menjatuhkan atau membangkitkan banyak orang di Israel dan untuk menjadi suatu tanda yang menimbulkan perbantahan – dan suatu pedang akan menembus jiwamu sendiri –, supaya menjadi nyata pikiran hati banyak orang.”
Renungan
Bila lampu tiba-tiba padam dan kegelapan menyelimuti kita, apa yang sebaiknya kita lakukan? Tetaplah diam. Bukalah mata lebar-lebar hingga mata mulai menyesuaikan diri dalam kegelapan itu. Jika kita begitu saja cepat-cepat terus berjalan, sangatlah mungkin kita akan menabrak bahkan memecahkan perabot rumah kita. Untuk mencintai sesama pun kita membutuhkan waktu sampai mata hati kita bisa melihat.
Bila tidak, kita akan cepat membenci orang itu dan menganggapnya penyakit menular yang harus dihindari.
Simeon telah lama mengolah hatinya sehingga bisa melihat dengan tajam. Ia mengenali tangan Tuhan yang berkarya dalam diri bayi mungil Yesus yang sedang dipersembahkan. Jika Yesus sebagai Terang bagi bangsa-bangsa itu sungguh dibiarkan bercahaya, setiap kenyataan akan terlihat apa adanya. Orang harus membuat pilihan. Kenyataan yang jahat harus diakui sebagai yang jahat tanpa ditutup-tutupi dengan polesan cantik. Sebaliknya, yang baik harus dipegang teguh dengan segala risikonya.
Doa: Yesus, langit dan bumi bersorak-sorai memandang Engkau. Berilah aku mata yang baru untuk mengenali kenyataan dan membuat pilihan yang tepat. Amin.
sumber :ziarah batin 2011
Hari ke- 5 Oktaf Natal (P)St. Thomas Becket dr Canterbury; St. Kaspar Del Bufalo;
Daud (Raja Israel)
Bacaan I: 1Yoh. 2:3–11
Mazmur : 96:1–2a,2b–3,5b–6; R: 11a
Bacaan Injil : Luk. 2:22–35
Dan ketika genap waktu pentahiran, menurut hukum Taurat Musa, mereka membawa Dia ke Yerusalem untuk menyerahkan-Nya kepada Tuhan, seperti ada tertulis dalam hukum Tuhan: ”Semua anak laki-laki sulung harus dikuduskan bagi Allah”, dan untuk mempersembahkan korban menurut apa yang difirmankan dalam hukum Tuhan, yaitu sepasang burung tekukur atau dua ekor anak burung merpati.
Adalah di Yerusalem seorang bernama Simeon. Ia seorang yang benar dan saleh yang menantikan penghiburan bagi Israel. Roh Kudus ada di atasnya, dan kepadanya telah dinyatakan oleh Roh Kudus, bahwa ia tidak akan mati sebelum ia melihat Mesias, yaitu Dia yang diurapi Tuhan. Ia datang ke Bait Allah oleh Roh Kudus. Ketika Yesus, Anak itu, dibawa masuk oleh orang tua-Nya untuk melakukan kepada-Nya apa yang ditentukan hukum Taurat, ia menyambut Anak itu dan menatang-Nya sambil memuji Allah, katanya: ”Sekarang, Tuhan, biarkanlah hamba-Mu ini pergi dalam damai sejahtera, sesuai dengan firman-Mu, sebab mataku telah melihat keselamatan yang dari pada-Mu, yang telah Engkau sediakan di hadapan segala bangsa, yaitu terang yang menjadi penyataan bagi bangsa-bangsa lain dan menjadi kemuliaan bagi umat-Mu, Israel.” Dan bapa serta ibu-Nya amat heran akan segala apa yang dikatakan tentang Dia.
Lalu Simeon memberkati mereka dan berkata kepada Maria, ibu Anak itu: ”Sesungguhnya Anak ini ditentukan untuk menjatuhkan atau membangkitkan banyak orang di Israel dan untuk menjadi suatu tanda yang menimbulkan perbantahan – dan suatu pedang akan menembus jiwamu sendiri –, supaya menjadi nyata pikiran hati banyak orang.”
Renungan
Bila lampu tiba-tiba padam dan kegelapan menyelimuti kita, apa yang sebaiknya kita lakukan? Tetaplah diam. Bukalah mata lebar-lebar hingga mata mulai menyesuaikan diri dalam kegelapan itu. Jika kita begitu saja cepat-cepat terus berjalan, sangatlah mungkin kita akan menabrak bahkan memecahkan perabot rumah kita. Untuk mencintai sesama pun kita membutuhkan waktu sampai mata hati kita bisa melihat.
Bila tidak, kita akan cepat membenci orang itu dan menganggapnya penyakit menular yang harus dihindari.
Simeon telah lama mengolah hatinya sehingga bisa melihat dengan tajam. Ia mengenali tangan Tuhan yang berkarya dalam diri bayi mungil Yesus yang sedang dipersembahkan. Jika Yesus sebagai Terang bagi bangsa-bangsa itu sungguh dibiarkan bercahaya, setiap kenyataan akan terlihat apa adanya. Orang harus membuat pilihan. Kenyataan yang jahat harus diakui sebagai yang jahat tanpa ditutup-tutupi dengan polesan cantik. Sebaliknya, yang baik harus dipegang teguh dengan segala risikonya.
Doa: Yesus, langit dan bumi bersorak-sorai memandang Engkau. Berilah aku mata yang baru untuk mengenali kenyataan dan membuat pilihan yang tepat. Amin.
sumber :ziarah batin 2011
Kamis, 22 Desember 2011
Jumat, 23 Desember 2011 (ziarah batin 2011)
Jumat, 23 Desember 2011
Hari Biasa Khusus Adven (U) St. Yohanes dr Kety; St. Servulus
Bacaan I: Mal. 3:1-4; 4:5-6
Mazmur : 25:4bc-5ab,8-9,10,14 R: Luk. 21:28
Bacaan Injil : Luk. 1:57-66
Kemudian genaplah bulannya bagi Elisabet untuk bersalin dan ia pun melahirkan seorang anak laki-laki. Ketika tetangga-tetangganya serta sanak saudaranya mendengar, bahwa Tuhan telah menunjukkan rahmat-Nya yang begitu besar kepadanya, bersukacitalah mereka bersama-sama dengan dia. Maka datanglah mereka pada hari yang kedelapan untuk menyunatkan anak itu dan mereka hendak menamai dia Zakharia menurut nama bapanya, tetapi ibunya berkata: ”Jangan, ia harus dinamai Yohanes.”
Kata mereka kepadanya: ”Tidak ada di antara sanak saudaramu yang bernama demikian.” Lalu mereka memberi isyarat kepada bapanya untuk bertanya nama apa yang hendak diberikannya kepada anaknya itu. Ia meminta batu tulis, lalu menuliskan kata-kata ini: ”Namanya adalah Yohanes.” Dan mereka pun heran semuanya. Dan seketika itu juga terbukalah mulutnya dan terlepaslah lidahnya, lalu ia berkata-kata dan memuji Allah. Maka ketakutanlah semua orang yang tinggal di sekitarnya, dan segala peristiwa itu menjadi buah tutur di seluruh pegunungan Yudea. Dan semua orang, yang mendengarnya, merenungkannya dan berkata: ”Menjadi apakah anak ini nanti?” Sebab tangan Tuhan menyertai dia.
Renungan
Sejumlah pengendara sepeda motor yang sengaja tidak mengambil jalur lambat tiba-tiba terkejut ketika ternyata di depan mata ada sekelompok polisi menghentikan mereka. Untuk lari atau berbalik sudah terlambat. Tidak jarang Tuhan juga bertindak secara tiba-tiba di luar perkiraan kita. Bila saatnya tiba, Tuhan pun tak perlu meminta izin kepada kita untuk melaksanakan rencana-Nya. Saat yang mengejutkan itu sering sengaja dipilih oleh Tuhan ketika kita tidak siap, karena justru dengan cara itulah kita dimurnikan.
Kita disadarkan bahwa kita melakukan yang baik karena memang kita menghendaki yang baik, bukan karena takut akan hukuman. Kerabat Zakharia dikejutkan ketika anak yang baru dilahirkan itu harus diberi nama Yohanes. Mereka pun dibuat bertanya-tanya. Tindakan Tuhan yang mengejutkan hanya bisa diterima, meskipun kita tidak selalu bisa memahami sepenuhnya pada saat itu terjadi. Dengan cara itu, kita pun diundang untuk melangkah hanya dalam keyakinan bahwa rencana-Nya itulah yang terbaik.
Doa: Yesus, aku bangkit dan mengangkat mukaku karena aku tahu penyelamatanku sudah dekat. Aku tidak selalu memahami Engkau, tetapi aku tetap melangkah. Amin.
sumber :ziarah batin 2011
Hari Biasa Khusus Adven (U) St. Yohanes dr Kety; St. Servulus
Bacaan I: Mal. 3:1-4; 4:5-6
Mazmur : 25:4bc-5ab,8-9,10,14 R: Luk. 21:28
Bacaan Injil : Luk. 1:57-66
Kemudian genaplah bulannya bagi Elisabet untuk bersalin dan ia pun melahirkan seorang anak laki-laki. Ketika tetangga-tetangganya serta sanak saudaranya mendengar, bahwa Tuhan telah menunjukkan rahmat-Nya yang begitu besar kepadanya, bersukacitalah mereka bersama-sama dengan dia. Maka datanglah mereka pada hari yang kedelapan untuk menyunatkan anak itu dan mereka hendak menamai dia Zakharia menurut nama bapanya, tetapi ibunya berkata: ”Jangan, ia harus dinamai Yohanes.”
Kata mereka kepadanya: ”Tidak ada di antara sanak saudaramu yang bernama demikian.” Lalu mereka memberi isyarat kepada bapanya untuk bertanya nama apa yang hendak diberikannya kepada anaknya itu. Ia meminta batu tulis, lalu menuliskan kata-kata ini: ”Namanya adalah Yohanes.” Dan mereka pun heran semuanya. Dan seketika itu juga terbukalah mulutnya dan terlepaslah lidahnya, lalu ia berkata-kata dan memuji Allah. Maka ketakutanlah semua orang yang tinggal di sekitarnya, dan segala peristiwa itu menjadi buah tutur di seluruh pegunungan Yudea. Dan semua orang, yang mendengarnya, merenungkannya dan berkata: ”Menjadi apakah anak ini nanti?” Sebab tangan Tuhan menyertai dia.
Renungan
Sejumlah pengendara sepeda motor yang sengaja tidak mengambil jalur lambat tiba-tiba terkejut ketika ternyata di depan mata ada sekelompok polisi menghentikan mereka. Untuk lari atau berbalik sudah terlambat. Tidak jarang Tuhan juga bertindak secara tiba-tiba di luar perkiraan kita. Bila saatnya tiba, Tuhan pun tak perlu meminta izin kepada kita untuk melaksanakan rencana-Nya. Saat yang mengejutkan itu sering sengaja dipilih oleh Tuhan ketika kita tidak siap, karena justru dengan cara itulah kita dimurnikan.
Kita disadarkan bahwa kita melakukan yang baik karena memang kita menghendaki yang baik, bukan karena takut akan hukuman. Kerabat Zakharia dikejutkan ketika anak yang baru dilahirkan itu harus diberi nama Yohanes. Mereka pun dibuat bertanya-tanya. Tindakan Tuhan yang mengejutkan hanya bisa diterima, meskipun kita tidak selalu bisa memahami sepenuhnya pada saat itu terjadi. Dengan cara itu, kita pun diundang untuk melangkah hanya dalam keyakinan bahwa rencana-Nya itulah yang terbaik.
Doa: Yesus, aku bangkit dan mengangkat mukaku karena aku tahu penyelamatanku sudah dekat. Aku tidak selalu memahami Engkau, tetapi aku tetap melangkah. Amin.
sumber :ziarah batin 2011
Rabu, 21 Desember 2011
Kamis, 22 Desember 2011 (ziarah batin 2011)
Kamis, 22 Desember 2011
Hari Biasa Khusus Adven (U) St. Teodoros; St. Yosef Moscati
Bacaan I: 1Sam. 1:24–28
Mazmur : 1Sam. 2:1,4–5,6–7,8abcd; R: 1a
Bacaan Injil : Luk. 1:46–56
Lalu kata Maria: ”Jiwaku memuliakan Tuhan, dan hatiku bergembira karena Allah, Juruselamatku, sebab Ia telah memperhatikan kerendahan hamba-Nya. Sesungguhnya, mulai dari sekarang segala keturunan akan menyebut aku berbahagia, karena Yang Mahakuasa telah melakukan perbuatan-perbuatan besar kepadaku dan nama-Nya adalah kudus. Dan rahmat-Nya turun-temurun atas orang yang takut akan Dia. Ia memperlihatkan kuasa-Nya dengan perbuatan tangan-Nya dan mencerai-beraikan orang-orang yang congkak hatinya; Ia menurunkan orang-orang yang berkuasa dari takhtanya dan meninggikan orang-orang yang rendah; Ia melimpahkan segala yang baik kepada orang yang lapar, dan menyuruh orang yang kaya pergi dengan tangan hampa; Ia menolong Israel, hamba-Nya, karena Ia mengingat rahmat-Nya, seperti yang dijanjikan-Nya kepada nenek moyang kita, kepada Abraham dan keturunannya untuk selama-lamanya.”
Dan Maria tinggal kira-kira tiga bulan lamanya bersama dengan Elisabet, lalu pulang kembali ke rumahnya.
Renungan
Orang meremehkan Susan Boyle ketika ia tampil dalam acara Britain’s Got Talent April 2009 yang lalu. Namun demikian, akhirnya seluruh dunia tercengang setelah mendengar suara ajaibnya yang begitu menakjubkan. Wajah dan potongan tubuhnya yang tidak meyakinkan itu telah mampu merendahkan banyak penyanyi yang lebih menawan. Kejadian itu bisa menjadi simbol tentang cara kerja Tuhan. Banyak orang yang lemah justru dipersenjatai secara menakjubkan dengan kekuatan Tuhan sendiri.
Hana mempersembahkan Samuel kepada Tuhan sesuai dengan janjinya. Bagi Hana, anaknya itu bukti nyata bahwa Tuhan sungguh menjungkir balikkan penilain buruk tentang dirinya. Maria pun sadar akan keadaan dirinya yang sebenarnya sungguh tak istimewa. Kerendahan atau sisi lemah diri kita perlu kita peluk erat karena justru di sanalah Tuhan akan memperlihatkan kuasa-Nya secara menakjubkan. Kelemahan kita akan diarahkan secara baru oleh rahmat Tuhan sehingga menjadi kekuatan kita.
Doa: Yesus, aku bersukaria karena Engkau Penyelamatku. Sentuhlah bagian yang paling lemah dalam diriku dengan kekuatan-Mu sendiri. Amin.
sumber :ziarah batin 2011
Hari Biasa Khusus Adven (U) St. Teodoros; St. Yosef Moscati
Bacaan I: 1Sam. 1:24–28
Mazmur : 1Sam. 2:1,4–5,6–7,8abcd; R: 1a
Bacaan Injil : Luk. 1:46–56
Lalu kata Maria: ”Jiwaku memuliakan Tuhan, dan hatiku bergembira karena Allah, Juruselamatku, sebab Ia telah memperhatikan kerendahan hamba-Nya. Sesungguhnya, mulai dari sekarang segala keturunan akan menyebut aku berbahagia, karena Yang Mahakuasa telah melakukan perbuatan-perbuatan besar kepadaku dan nama-Nya adalah kudus. Dan rahmat-Nya turun-temurun atas orang yang takut akan Dia. Ia memperlihatkan kuasa-Nya dengan perbuatan tangan-Nya dan mencerai-beraikan orang-orang yang congkak hatinya; Ia menurunkan orang-orang yang berkuasa dari takhtanya dan meninggikan orang-orang yang rendah; Ia melimpahkan segala yang baik kepada orang yang lapar, dan menyuruh orang yang kaya pergi dengan tangan hampa; Ia menolong Israel, hamba-Nya, karena Ia mengingat rahmat-Nya, seperti yang dijanjikan-Nya kepada nenek moyang kita, kepada Abraham dan keturunannya untuk selama-lamanya.”
Dan Maria tinggal kira-kira tiga bulan lamanya bersama dengan Elisabet, lalu pulang kembali ke rumahnya.
Renungan
Orang meremehkan Susan Boyle ketika ia tampil dalam acara Britain’s Got Talent April 2009 yang lalu. Namun demikian, akhirnya seluruh dunia tercengang setelah mendengar suara ajaibnya yang begitu menakjubkan. Wajah dan potongan tubuhnya yang tidak meyakinkan itu telah mampu merendahkan banyak penyanyi yang lebih menawan. Kejadian itu bisa menjadi simbol tentang cara kerja Tuhan. Banyak orang yang lemah justru dipersenjatai secara menakjubkan dengan kekuatan Tuhan sendiri.
Hana mempersembahkan Samuel kepada Tuhan sesuai dengan janjinya. Bagi Hana, anaknya itu bukti nyata bahwa Tuhan sungguh menjungkir balikkan penilain buruk tentang dirinya. Maria pun sadar akan keadaan dirinya yang sebenarnya sungguh tak istimewa. Kerendahan atau sisi lemah diri kita perlu kita peluk erat karena justru di sanalah Tuhan akan memperlihatkan kuasa-Nya secara menakjubkan. Kelemahan kita akan diarahkan secara baru oleh rahmat Tuhan sehingga menjadi kekuatan kita.
Doa: Yesus, aku bersukaria karena Engkau Penyelamatku. Sentuhlah bagian yang paling lemah dalam diriku dengan kekuatan-Mu sendiri. Amin.
sumber :ziarah batin 2011
Senin, 19 Desember 2011
Selasa, 20 Desember 2011 (ziarah batin 2011)
Selasa, 20 Desember 2011
Hari Biasa Khusus Adven (U) St. Filigon
Bacaan I: Yes. 7:10–14
Mazmur : 24:1–2,3–4ab,5–6; R: lih. 7c,10b
Bacaan Injil : Luk. 1:26–38
Dalam bulan yang keenam Allah menyuruh Malaikat Gabriel pergi ke sebuah kota di Galilea bernama Nazaret, kepada seorang perawan yang bertunangan dengan seorang bernama Yusuf dari keluarga Daud; nama perawan itu Maria. Ketika malaikat itu masuk ke rumah Maria, ia berkata: ”Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau.” Maria terkejut mendengar perkataan itu, lalu bertanya di dalam hatinya, apakah arti salam itu.
Kata malaikat itu kepadanya: ”Jangan takut, hai Maria, sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah. Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus. Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi. Dan Tuhan Allah akan mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud, bapa leluhur-Nya, dan Ia akan menjadi raja atas kaum keturunan Yakub sampai selama-lamanya dan Kerajaan-Nya tidak akan berkesudahan.”
Kata Maria kepada malaikat itu: ”Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku belum bersuami?” Jawab malaikat itu kepadanya: ”Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah. Dan sesungguhnya, Elisabet, sanakmu itu, ia pun sedang mengandung seorang anak laki-laki pada hari tuanya dan inilah bulan yang keenam bagi dia, yang disebut mandul itu. Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil.” Kata Maria: ”Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu.” Lalu malaikat itu meninggalkan dia.
Renungan
Dalam dunia kerja dikenal adanya surat peringatan. Tidak jarang pula bila persoalannya begitu serius, setelah surat itu diberikan, atasan kita sendiri memanggil kita. Kita pun tersentak gemetar ketika tiba-tiba sadar bahwa ada kemungkinan kita akan dipecat. Tuhan telah bekerja dengan berbagai cara untuk mengingatkan manusia. Sekian banyak tanda diberikan. Kini ada tanda yang mengejutkan: seorang perempuan muda akan mengandung dan melahirkan. Sentakan kadang dibutuhkan untuk membuka mata kita.
Tuhan sungguh beserta kita, Immanuel. Ia ingin kita percaya akan hal ini. Kita diajak untuk berhadapan dengan Tuhan dengan tetap mengakui kekuasaan-Nya yang bisa sangat membuat kita gemetar, tetapi pada saat yang sama kita pun diajak untuk percaya dan tidak takut. Maria sungguh memahami hal ini. Kekuasaan-Nya akan diperlihatkan untuk membela kita. Tuhan tentu tidak ragu menegur kita bila kita bersalah. Sentakan yang tidak enak adalah ungkapan kesungguhan Tuhan yang mengasihi kita.
Doa: Yesus, Engkau segera datang sebagai Raja Kemuliaan bagiku. Aku memberi-Mu kebebasan untuk memperlihatkan kuasa cinta-Mu dalam hidupku. Amin.
sumber :ziarah batin 2011
Hari Biasa Khusus Adven (U) St. Filigon
Bacaan I: Yes. 7:10–14
Mazmur : 24:1–2,3–4ab,5–6; R: lih. 7c,10b
Bacaan Injil : Luk. 1:26–38
Dalam bulan yang keenam Allah menyuruh Malaikat Gabriel pergi ke sebuah kota di Galilea bernama Nazaret, kepada seorang perawan yang bertunangan dengan seorang bernama Yusuf dari keluarga Daud; nama perawan itu Maria. Ketika malaikat itu masuk ke rumah Maria, ia berkata: ”Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau.” Maria terkejut mendengar perkataan itu, lalu bertanya di dalam hatinya, apakah arti salam itu.
Kata malaikat itu kepadanya: ”Jangan takut, hai Maria, sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah. Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus. Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi. Dan Tuhan Allah akan mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud, bapa leluhur-Nya, dan Ia akan menjadi raja atas kaum keturunan Yakub sampai selama-lamanya dan Kerajaan-Nya tidak akan berkesudahan.”
Kata Maria kepada malaikat itu: ”Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku belum bersuami?” Jawab malaikat itu kepadanya: ”Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah. Dan sesungguhnya, Elisabet, sanakmu itu, ia pun sedang mengandung seorang anak laki-laki pada hari tuanya dan inilah bulan yang keenam bagi dia, yang disebut mandul itu. Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil.” Kata Maria: ”Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu.” Lalu malaikat itu meninggalkan dia.
Renungan
Dalam dunia kerja dikenal adanya surat peringatan. Tidak jarang pula bila persoalannya begitu serius, setelah surat itu diberikan, atasan kita sendiri memanggil kita. Kita pun tersentak gemetar ketika tiba-tiba sadar bahwa ada kemungkinan kita akan dipecat. Tuhan telah bekerja dengan berbagai cara untuk mengingatkan manusia. Sekian banyak tanda diberikan. Kini ada tanda yang mengejutkan: seorang perempuan muda akan mengandung dan melahirkan. Sentakan kadang dibutuhkan untuk membuka mata kita.
Tuhan sungguh beserta kita, Immanuel. Ia ingin kita percaya akan hal ini. Kita diajak untuk berhadapan dengan Tuhan dengan tetap mengakui kekuasaan-Nya yang bisa sangat membuat kita gemetar, tetapi pada saat yang sama kita pun diajak untuk percaya dan tidak takut. Maria sungguh memahami hal ini. Kekuasaan-Nya akan diperlihatkan untuk membela kita. Tuhan tentu tidak ragu menegur kita bila kita bersalah. Sentakan yang tidak enak adalah ungkapan kesungguhan Tuhan yang mengasihi kita.
Doa: Yesus, Engkau segera datang sebagai Raja Kemuliaan bagiku. Aku memberi-Mu kebebasan untuk memperlihatkan kuasa cinta-Mu dalam hidupku. Amin.
sumber :ziarah batin 2011
Jumat, 16 Desember 2011
Sabtu, 17 Desember 2011 (ziarah batin 2011)
Sabtu, 17 Desember 2011
Hari Biasa Khusus Adven (U) Lazarus (Sahabat Yesus), St. Olympias
Bacaan I: Kej. 49:2,8–10
Mazmur : 72:1,3–4b,7–8,17; R: 7
Bacaan Injil : Mat. 1:1–17
Inilah silsilah Yesus Kristus, anak Daud, anak Abraham. Abraham memperanakkan Ishak, Ishak memperanakkan Yakub, Yakub memperanakkan Yehuda dan saudara-saudaranya, Yehuda memperanakkan Peres dan Zerah dari Tamar, Peres memperanakkan Hezron, Hezron memperanakkan Ram, Ram memperanakkan Aminadab, Aminadab memperanakkan Nahason, Nahason memperanakkan Salmon, Salmon memperanakkan Boas dari Rahab, Boas memperanakkan Obed dari Rut, Obed memperanakkan Isai, Isai memperanakkan raja Daud. Daud memperanakkan Salomo dari isteri Uria, Salomo memperanakkan Rehabeam, Rehabeam memperanakkan Abia, Abia memperanakkan Asa, Asa memperanakkan Yosafat, Yosafat memperanakkan Yoram, Yoram memperanakkan Uzia, Uzia memperanakkan Yotam, Yotam memperanakkan Ahas, Ahas memperanakkan Hizkia, Hizkia memperanakkan Manasye, Manasye memperanakkan Amon, Amon memperanakkan Yosia, Yosia memperanakkan Yekhonya dan saudara-saudaranya pada waktu pembuangan ke Babel. Sesudah pembuangan ke Babel, Yekhonya memperanakkan Sealtiel, Sealtiel memperanakkan Zerubabel, Zerubabel memperanakkan Abihud, Abihud memperanakkan Elyakim, Elyakim memperanakkan Azor, Azor memperanakkan Zadok, Zadok memperanakkan Akhim, Akhim memperanakkan Eliud, Eliud memperanakkan Eleazar, Eleazar memperanakkan Matan, Matan memperanakkan Yakub, Yakub memperanakkan Yusuf suami Maria, yang melahirkan Yesus yang disebut Kristus. Jadi seluruhnya ada: empat belas keturunan dari Abraham sampai Daud, empat belas keturunan dari Daud sampai pembuangan ke Babel, dan empat belas keturunan dari pembuangan ke Babel sampai Kristus.
Renungan
Kita tidak perlu memeriksa tiap detik bahwa sebuah tanaman sedang bertumbuh. Bila kita terus mengorek tanah untuk memeriksa apakah akar sudah bertambah, kita akan mematikan tanaman itu. Kita hanya perlu belajar mempercayakan prosesnya pada sebuah daya hidup yang akan menemukan bentuknya pada saatnya. Janji Tuhan tidak pernah gagal.
Manusia sering terlalu cepat meremehkan Tuhan bila tidak segera terlihat ada hasilnya. Tuhan kita perlakukan sebagai singa tua yang sudah kehilangan tenaga.
Pertobatan tentu memuat keharusan agar kita mengubah diri kita. Namun, tak kalah pentingnya, kita pun perlu mengubah penilaian kita tentang Tuhan sendiri. Kedatangan Yesus disiapkan sedemikian lama melewati sekian banyak generasi. Silsilah yang ada jelas memperlihatkan betapa Tuhan terus melanjutkan daya hidup bagi pemenuhan janji-Nya tanpa selalu bisa dikenali oleh manusia. Kita perlu membebaskan Tuhan dari penilaian keliru kita tentang Dia agar daya hidup itu sungguh berbuah dalam diri kita.
Doa: Yesus, Engkau bekerja secara tersembunyi bagiku. Ajari aku untuk mengenali karya-Mu dan tidak lagi meremehkan kekuatan-Mu yang perkasa. Amin.
sumber :ziarah batin 2011
Hari Biasa Khusus Adven (U) Lazarus (Sahabat Yesus), St. Olympias
Bacaan I: Kej. 49:2,8–10
Mazmur : 72:1,3–4b,7–8,17; R: 7
Bacaan Injil : Mat. 1:1–17
Inilah silsilah Yesus Kristus, anak Daud, anak Abraham. Abraham memperanakkan Ishak, Ishak memperanakkan Yakub, Yakub memperanakkan Yehuda dan saudara-saudaranya, Yehuda memperanakkan Peres dan Zerah dari Tamar, Peres memperanakkan Hezron, Hezron memperanakkan Ram, Ram memperanakkan Aminadab, Aminadab memperanakkan Nahason, Nahason memperanakkan Salmon, Salmon memperanakkan Boas dari Rahab, Boas memperanakkan Obed dari Rut, Obed memperanakkan Isai, Isai memperanakkan raja Daud. Daud memperanakkan Salomo dari isteri Uria, Salomo memperanakkan Rehabeam, Rehabeam memperanakkan Abia, Abia memperanakkan Asa, Asa memperanakkan Yosafat, Yosafat memperanakkan Yoram, Yoram memperanakkan Uzia, Uzia memperanakkan Yotam, Yotam memperanakkan Ahas, Ahas memperanakkan Hizkia, Hizkia memperanakkan Manasye, Manasye memperanakkan Amon, Amon memperanakkan Yosia, Yosia memperanakkan Yekhonya dan saudara-saudaranya pada waktu pembuangan ke Babel. Sesudah pembuangan ke Babel, Yekhonya memperanakkan Sealtiel, Sealtiel memperanakkan Zerubabel, Zerubabel memperanakkan Abihud, Abihud memperanakkan Elyakim, Elyakim memperanakkan Azor, Azor memperanakkan Zadok, Zadok memperanakkan Akhim, Akhim memperanakkan Eliud, Eliud memperanakkan Eleazar, Eleazar memperanakkan Matan, Matan memperanakkan Yakub, Yakub memperanakkan Yusuf suami Maria, yang melahirkan Yesus yang disebut Kristus. Jadi seluruhnya ada: empat belas keturunan dari Abraham sampai Daud, empat belas keturunan dari Daud sampai pembuangan ke Babel, dan empat belas keturunan dari pembuangan ke Babel sampai Kristus.
Renungan
Kita tidak perlu memeriksa tiap detik bahwa sebuah tanaman sedang bertumbuh. Bila kita terus mengorek tanah untuk memeriksa apakah akar sudah bertambah, kita akan mematikan tanaman itu. Kita hanya perlu belajar mempercayakan prosesnya pada sebuah daya hidup yang akan menemukan bentuknya pada saatnya. Janji Tuhan tidak pernah gagal.
Manusia sering terlalu cepat meremehkan Tuhan bila tidak segera terlihat ada hasilnya. Tuhan kita perlakukan sebagai singa tua yang sudah kehilangan tenaga.
Pertobatan tentu memuat keharusan agar kita mengubah diri kita. Namun, tak kalah pentingnya, kita pun perlu mengubah penilaian kita tentang Tuhan sendiri. Kedatangan Yesus disiapkan sedemikian lama melewati sekian banyak generasi. Silsilah yang ada jelas memperlihatkan betapa Tuhan terus melanjutkan daya hidup bagi pemenuhan janji-Nya tanpa selalu bisa dikenali oleh manusia. Kita perlu membebaskan Tuhan dari penilaian keliru kita tentang Dia agar daya hidup itu sungguh berbuah dalam diri kita.
Doa: Yesus, Engkau bekerja secara tersembunyi bagiku. Ajari aku untuk mengenali karya-Mu dan tidak lagi meremehkan kekuatan-Mu yang perkasa. Amin.
sumber :ziarah batin 2011
Kamis, 15 Desember 2011
Jumat, 16 Desember 2011 (ziarah batin 2011)
Jumat, 16 Desember 2011
St. Sturmius, Sta. Teofanu; B. Maria dr Malaikat
Bacaan I: Yes. 56:1–3a,6–8
Mazmur : 67:2–3,5,7–8; R: 4a
Bacaan Injil : Yoh. 5:33–36
”Kamu telah mengirim utusan kepada Yohanes dan ia telah bersaksi tentang kebenaran; tetapi Aku tidak memerlukan kesaksian dari manusia, namun Aku mengatakan hal ini, supaya kamu diselamatkan. Ia adalah pelita yang menyala dan yang bercahaya dan kamu hanya mau menikmati seketika saja cahayanya itu. Tetapi Aku mempunyai suatu kesaksian yang lebih penting daripada kesaksian Yohanes, yaitu segala pekerjaan yang diserahkan Bapa kepada-Ku, supaya Aku melaksanakannya. Pekerjaan itu juga yang Kukerjakan sekarang, dan itulah yang memberi kesaksian tentang Aku, bahwa Bapa yang mengutus Aku.”
Renungan
Kecantikan sejati muncul dari dalam. Demikian bunyi ajaran bijak. Jika tidak ada kecantikan dari dalam, polesan indah di bagian luar pasti akan terasa hampa pada saatnya. Tuhan melakukan banyak hal baik. Sedemikian baiknya Tuhan, hingga Ia pun ingin merangkul sebanyak mungkin orang, termasuk orang-orang di luar bangsa Israel sendiri. Mereka yang sudah percaya pun memancarkan keindahan dari dalam yang juga memikat banyak orang. Semua akan bersukacita di dalam rumah doa bagi Tuhan.
Yohanes Pembaptis tentu secara lahiriah tidak menarik. Namun, dari dalam dirinya terpancar sebuah kekuatan, keindahan, kebeningan. Ia adalah pelita yang menyala dalam kegelapan. Perkataannya tegas dan memang perlu disuarakan. Namun, lebih penting dari itu adalah pekerjaannya. Yesus pun demikian. Hidup dan pekerjaan yang secara setia dilakukan-Nya menegaskan bahwa Ia sungguh diutus oleh Bapa. Kejujuran kita dari dalam akan menentukan keaslian pekerjaan dan kekuatan daya pikat kita bagi orang lain.
Doa: Yesus, bersama segala bangsa aku bersyukur kepada-Mu. Jadikan diriku indah dari dalam agar memikat orang untuk datang dan bersukacita dalam Engkau. Amin.
sumber :ziarah batin 2011
St. Sturmius, Sta. Teofanu; B. Maria dr Malaikat
Bacaan I: Yes. 56:1–3a,6–8
Mazmur : 67:2–3,5,7–8; R: 4a
Bacaan Injil : Yoh. 5:33–36
”Kamu telah mengirim utusan kepada Yohanes dan ia telah bersaksi tentang kebenaran; tetapi Aku tidak memerlukan kesaksian dari manusia, namun Aku mengatakan hal ini, supaya kamu diselamatkan. Ia adalah pelita yang menyala dan yang bercahaya dan kamu hanya mau menikmati seketika saja cahayanya itu. Tetapi Aku mempunyai suatu kesaksian yang lebih penting daripada kesaksian Yohanes, yaitu segala pekerjaan yang diserahkan Bapa kepada-Ku, supaya Aku melaksanakannya. Pekerjaan itu juga yang Kukerjakan sekarang, dan itulah yang memberi kesaksian tentang Aku, bahwa Bapa yang mengutus Aku.”
Renungan
Kecantikan sejati muncul dari dalam. Demikian bunyi ajaran bijak. Jika tidak ada kecantikan dari dalam, polesan indah di bagian luar pasti akan terasa hampa pada saatnya. Tuhan melakukan banyak hal baik. Sedemikian baiknya Tuhan, hingga Ia pun ingin merangkul sebanyak mungkin orang, termasuk orang-orang di luar bangsa Israel sendiri. Mereka yang sudah percaya pun memancarkan keindahan dari dalam yang juga memikat banyak orang. Semua akan bersukacita di dalam rumah doa bagi Tuhan.
Yohanes Pembaptis tentu secara lahiriah tidak menarik. Namun, dari dalam dirinya terpancar sebuah kekuatan, keindahan, kebeningan. Ia adalah pelita yang menyala dalam kegelapan. Perkataannya tegas dan memang perlu disuarakan. Namun, lebih penting dari itu adalah pekerjaannya. Yesus pun demikian. Hidup dan pekerjaan yang secara setia dilakukan-Nya menegaskan bahwa Ia sungguh diutus oleh Bapa. Kejujuran kita dari dalam akan menentukan keaslian pekerjaan dan kekuatan daya pikat kita bagi orang lain.
Doa: Yesus, bersama segala bangsa aku bersyukur kepada-Mu. Jadikan diriku indah dari dalam agar memikat orang untuk datang dan bersukacita dalam Engkau. Amin.
sumber :ziarah batin 2011
Rabu, 14 Desember 2011
Kamis, 15 Desember 2011 (ziarah batin 2011)
Kamis, 15 Desember 2011
Pekan Adven III (U)
Sta. Kristiana
Bacaan I : Yes. 54:1–10
Mazmur : 30:2,4–6,11–12a,13b; R: 2a
Bacaan Injil : Luk. 7:24–30
Setelah suruhan Yohanes itu pergi, mulailah Yesus berbicara kepada orang banyak itu tentang Yohanes: ”Untuk apakah kamu pergi ke padang gurun? Melihat buluh yang digoyangkan angin kian ke mari? Atau untuk apakah kamu pergi? Melihat orang yang berpakaian halus? Orang yang berpakaian indah dan yang hidup mewah, tempatnya di istana raja. Jadi untuk apakah kamu pergi? Melihat nabi? Benar, dan Aku berkata kepadamu, bahkan lebih dari pada nabi. Karena tentang dia ada tertulis: Lihatlah, Aku menyuruh utusan-Ku mendahului Engkau, ia akan mempersiapkan jalan-Mu di hadapan-Mu. Aku berkata kepadamu: Di antara mereka yang dilahirkan oleh perempuan tidak ada seorang pun yang lebih besar dari pada Yohanes, namun yang terkecil dalam Kerajaan Allah lebih besar dari padanya.” Seluruh orang banyak yang mendengar perkataan-Nya, termasuk para pemungut cukai, mengakui kebenaran Allah, karena mereka telah memberi diri dibaptis oleh Yohanes. Tetapi orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat menolak maksud Allah terhadap diri mereka, karena mereka tidak mau dibaptis oleh Yohanes.
Renungan
Satu pertanyaan yang sangat sulit dijawab adalah ”Apakah yang sebenarnya menjadi kerinduan hidupku yang paling dalam?” Pilihan yang kita buat sering hanya merupakan reaksi di permukaan saja. Kita pun melakukan banyak reaksi yang tanpa arti. Tuhan ingin memberi yang terbaik bagi kita, tetapi Tuhan mungkin selama ini menanti sampai kita sungguh menginginkannya. Kepada kita pun terus ditawarkan kemungkinan-kemungkinan baru. Hal yang semula tampak tak mungkin akan menjadi mungkin.
Untuk menyadarkan kita, tidak jarang Tuhan menegur kita secara keras. Sayangnya, banyak orang kecewa ketika merasa telah ditegur oleh Tuhan, dan justru membalas dengan kemarahan dan memusuhi-Nya. Tuhan memakai Yohanes Pembaptis untuk menegaskan kasih-Nya yang takkan pernah goncang. Namun demikian, banyak orang begitu bangga dengan keadaan diri mereka sehingga mereka menolak kasih itu. Kita lupa, bahwa mungkin itulah yang sebenarnya menjadi kerinduan terdalam hidup kita.
Doa
Yesus, aku memuji Engkau, karena Engkau membebaskan aku, dan mengubah tangisku menjadi tarian. Mampukan aku terus memilih dan menerima Engkau. Amin.
sumber :ziarah batin 2011
Pekan Adven III (U)
Sta. Kristiana
Bacaan I : Yes. 54:1–10
Mazmur : 30:2,4–6,11–12a,13b; R: 2a
Bacaan Injil : Luk. 7:24–30
Setelah suruhan Yohanes itu pergi, mulailah Yesus berbicara kepada orang banyak itu tentang Yohanes: ”Untuk apakah kamu pergi ke padang gurun? Melihat buluh yang digoyangkan angin kian ke mari? Atau untuk apakah kamu pergi? Melihat orang yang berpakaian halus? Orang yang berpakaian indah dan yang hidup mewah, tempatnya di istana raja. Jadi untuk apakah kamu pergi? Melihat nabi? Benar, dan Aku berkata kepadamu, bahkan lebih dari pada nabi. Karena tentang dia ada tertulis: Lihatlah, Aku menyuruh utusan-Ku mendahului Engkau, ia akan mempersiapkan jalan-Mu di hadapan-Mu. Aku berkata kepadamu: Di antara mereka yang dilahirkan oleh perempuan tidak ada seorang pun yang lebih besar dari pada Yohanes, namun yang terkecil dalam Kerajaan Allah lebih besar dari padanya.” Seluruh orang banyak yang mendengar perkataan-Nya, termasuk para pemungut cukai, mengakui kebenaran Allah, karena mereka telah memberi diri dibaptis oleh Yohanes. Tetapi orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat menolak maksud Allah terhadap diri mereka, karena mereka tidak mau dibaptis oleh Yohanes.
Renungan
Satu pertanyaan yang sangat sulit dijawab adalah ”Apakah yang sebenarnya menjadi kerinduan hidupku yang paling dalam?” Pilihan yang kita buat sering hanya merupakan reaksi di permukaan saja. Kita pun melakukan banyak reaksi yang tanpa arti. Tuhan ingin memberi yang terbaik bagi kita, tetapi Tuhan mungkin selama ini menanti sampai kita sungguh menginginkannya. Kepada kita pun terus ditawarkan kemungkinan-kemungkinan baru. Hal yang semula tampak tak mungkin akan menjadi mungkin.
Untuk menyadarkan kita, tidak jarang Tuhan menegur kita secara keras. Sayangnya, banyak orang kecewa ketika merasa telah ditegur oleh Tuhan, dan justru membalas dengan kemarahan dan memusuhi-Nya. Tuhan memakai Yohanes Pembaptis untuk menegaskan kasih-Nya yang takkan pernah goncang. Namun demikian, banyak orang begitu bangga dengan keadaan diri mereka sehingga mereka menolak kasih itu. Kita lupa, bahwa mungkin itulah yang sebenarnya menjadi kerinduan terdalam hidup kita.
Doa
Yesus, aku memuji Engkau, karena Engkau membebaskan aku, dan mengubah tangisku menjadi tarian. Mampukan aku terus memilih dan menerima Engkau. Amin.
sumber :ziarah batin 2011
Senin, 12 Desember 2011
Selasa, 13 Desember 2011~Pw Sta. Lusia, PrwMrt (ziarah batin 2011)
Selasa, 13 Desember 2011
Pekan Adven IIIPw Sta. Lusia, PrwMrt. (M)
Sta. Odilia
bacaan I : Zef. 3:1–2,9–13
Mazmur : 34:2–3,6–7,17–18,19,23; R: 7a
Bacaan Injil : Mat. 21:28–32
”Tetapi apakah pendapatmu tentang ini: Seorang mempunyai dua anak laki-laki. Ia pergi kepada anak yang sulung dan berkata: Anakku, pergi dan bekerjalah hari ini dalam kebun anggur. Jawab anak itu: Baik, bapa. Tetapi ia tidak pergi. Lalu orang itu pergi kepada anak yang kedua dan berkata demikian juga. Dan anak itu menjawab: Aku tidak mau. Tetapi kemudian ia menyesal lalu pergi juga. Siapakah di antara kedua orang itu yang melakukan kehendak ayahnya?” Jawab mereka: ”Yang terakhir.” Kata Yesus kepada mereka: ”Aku berkata kepadamu, sesungguhnya pemungut-pemungut cukai dan perempuan-perempuan sundal akan mendahului kamu masuk ke dalam Kerajaan Allah. Sebab Yohanes datang untuk menunjukkan jalan kebenaran kepadamu, dan kamu tidak percaya kepadanya. Tetapi pemungut-pemungut cukai dan perempuan-perempuan sundal percaya kepadanya. Dan meskipun kamu melihatnya, tetapi kemudian kamu tidak menyesal dan kamu tidak juga percaya kepadanya.”
Renungan
Para orang tua sering bercerita bahwa mendidik dan membesarkan anak sering mengandung misteri. Yang semula anak nakal ternyata akhirnya sukses dan jadi orang baik. Sebaliknya, yang semula manis ternyata akhirnya justru jatuh dalam narkoba dan masuk penjara. Mungkin seperti itu pula yang terjadi dalam perjalanan hidup kita yang sedang dididik oleh Tuhan sendiri. Yang menentukan adalah apakah kita terbuka untuk belajar dari kesalahan dan kegagalan kita atau tidak.
Tuhan menawarkan berkat istimewa kepada Israel, tetapi banyak dari mereka menolaknya. Yesus menawarkan cinta-Nya, tetapi justru pelacur, pemungut cukai, dan orang-orang berdosa yang menyambutnya. Semua orang tentu melakukan kesalahan dalam hidupnya. Adalah bencana besar ketika orang menjadi yakin bahwa dirinya sudah sempurna dan tak perlu lagi belajar untuk menjadi lebih baik. Orang semacam ini tidak hanya menipu Tuhan dan sesamanya, tetapi juga dirinya sendiri.
Doa: Yesus, aku berseru kepada-Mu, dengarkanlah aku. Aku ingin memperbarui hidupku. Bentuklah hatiku agar dengan rendah hati belajar dari kesalahanku. Amin.
sumber :ziarah batin 2011
Pekan Adven IIIPw Sta. Lusia, PrwMrt. (M)
Sta. Odilia
bacaan I : Zef. 3:1–2,9–13
Mazmur : 34:2–3,6–7,17–18,19,23; R: 7a
Bacaan Injil : Mat. 21:28–32
”Tetapi apakah pendapatmu tentang ini: Seorang mempunyai dua anak laki-laki. Ia pergi kepada anak yang sulung dan berkata: Anakku, pergi dan bekerjalah hari ini dalam kebun anggur. Jawab anak itu: Baik, bapa. Tetapi ia tidak pergi. Lalu orang itu pergi kepada anak yang kedua dan berkata demikian juga. Dan anak itu menjawab: Aku tidak mau. Tetapi kemudian ia menyesal lalu pergi juga. Siapakah di antara kedua orang itu yang melakukan kehendak ayahnya?” Jawab mereka: ”Yang terakhir.” Kata Yesus kepada mereka: ”Aku berkata kepadamu, sesungguhnya pemungut-pemungut cukai dan perempuan-perempuan sundal akan mendahului kamu masuk ke dalam Kerajaan Allah. Sebab Yohanes datang untuk menunjukkan jalan kebenaran kepadamu, dan kamu tidak percaya kepadanya. Tetapi pemungut-pemungut cukai dan perempuan-perempuan sundal percaya kepadanya. Dan meskipun kamu melihatnya, tetapi kemudian kamu tidak menyesal dan kamu tidak juga percaya kepadanya.”
Renungan
Para orang tua sering bercerita bahwa mendidik dan membesarkan anak sering mengandung misteri. Yang semula anak nakal ternyata akhirnya sukses dan jadi orang baik. Sebaliknya, yang semula manis ternyata akhirnya justru jatuh dalam narkoba dan masuk penjara. Mungkin seperti itu pula yang terjadi dalam perjalanan hidup kita yang sedang dididik oleh Tuhan sendiri. Yang menentukan adalah apakah kita terbuka untuk belajar dari kesalahan dan kegagalan kita atau tidak.
Tuhan menawarkan berkat istimewa kepada Israel, tetapi banyak dari mereka menolaknya. Yesus menawarkan cinta-Nya, tetapi justru pelacur, pemungut cukai, dan orang-orang berdosa yang menyambutnya. Semua orang tentu melakukan kesalahan dalam hidupnya. Adalah bencana besar ketika orang menjadi yakin bahwa dirinya sudah sempurna dan tak perlu lagi belajar untuk menjadi lebih baik. Orang semacam ini tidak hanya menipu Tuhan dan sesamanya, tetapi juga dirinya sendiri.
Doa: Yesus, aku berseru kepada-Mu, dengarkanlah aku. Aku ingin memperbarui hidupku. Bentuklah hatiku agar dengan rendah hati belajar dari kesalahanku. Amin.
sumber :ziarah batin 2011
Jumat, 09 Desember 2011
Sabtu, 10 Desember 2011~Pw SP Maria dr Loreto (ziarah batin 2011)
Sabtu, 10 Desember 2011
Pekan ADVEN II (U)Pw SP Maria dr Loreto; St. Miltiades, Paus;
B. Marc Antonio Durando
Bacaan I: Sir. 48:1–4,9–11
Mazmur : 80:2ac,3b,15–16,18–19; R: 4
Bacaan Injil : Mat. 17:10–13
Lalu murid-murid-Nya bertanya kepada-Nya: ”Kalau demikian mengapa ahli-ahli Taurat berkata bahwa Elia harus datang dahulu?” Jawab Yesus: ”Memang Elia akan datang dan memulihkan segala sesuatu dan Aku berkata kepadamu: Elia sudah datang, tetapi orang tidak mengenal dia, dan memperlakukannya menurut kehendak mereka. Demikian juga Anak Manusia akan menderita oleh mereka.” Pada waktu itu mengertilah murid-murid Yesus bahwa Ia berbicara tentang Yohanes Pembaptis.
Renungan
Ada seorang Uskup datang ke sebuah paroki. Tak ada yang mengenalinya. Ia pun ditolak masuk pastoran karena dikira penipu yang hanya ingin meminta uang. Hal serupa sering terjadi. Sebuah kuasa besar sering tersembunyi. Orang pun mudah menilai sesama hanya berdasarkan penampilannya. Kuasa Tuhan turun atas Elia yang diagungkan kemuliaannya itu. Tujuan pemberian kuasa itu tidak lain adalah untuk menyampaikan cinta Tuhan yang ingin agar hati bapa kembali kepada anaknya. Kuasa Tuhan adalah kuaca cinta.
Sering kali cara terbaik untuk melunakkan hati yang begitu keras adalah menyirami orang itu dengan cinta tulus. Mereka yang memperlakukan Yohanes Pembaptis sesuka hati sebenarnya merindukan cinta. Karena hanya memusatkan diri pada hal besar yang terlihat dalam penampilan, mereka pun tidak mengenali kuasa besar Tuhan dalam diri Yohanes Pembaptis yang harus mendahului Yesus. Banyak orang seperti itu diutus kepada kita, tetapi kita enggan mengenali mereka.
Doa: Yesus, pulihkanlah aku dengan cinta-Mu. Aku ingin selalu mampu mengenali keperkasaan-Mu yang sering tersembunyi dalam cinta lembut sesamaku. Amin.
sumber :ziarah batin 2011
Pekan ADVEN II (U)Pw SP Maria dr Loreto; St. Miltiades, Paus;
B. Marc Antonio Durando
Bacaan I: Sir. 48:1–4,9–11
Mazmur : 80:2ac,3b,15–16,18–19; R: 4
Bacaan Injil : Mat. 17:10–13
Lalu murid-murid-Nya bertanya kepada-Nya: ”Kalau demikian mengapa ahli-ahli Taurat berkata bahwa Elia harus datang dahulu?” Jawab Yesus: ”Memang Elia akan datang dan memulihkan segala sesuatu dan Aku berkata kepadamu: Elia sudah datang, tetapi orang tidak mengenal dia, dan memperlakukannya menurut kehendak mereka. Demikian juga Anak Manusia akan menderita oleh mereka.” Pada waktu itu mengertilah murid-murid Yesus bahwa Ia berbicara tentang Yohanes Pembaptis.
Renungan
Ada seorang Uskup datang ke sebuah paroki. Tak ada yang mengenalinya. Ia pun ditolak masuk pastoran karena dikira penipu yang hanya ingin meminta uang. Hal serupa sering terjadi. Sebuah kuasa besar sering tersembunyi. Orang pun mudah menilai sesama hanya berdasarkan penampilannya. Kuasa Tuhan turun atas Elia yang diagungkan kemuliaannya itu. Tujuan pemberian kuasa itu tidak lain adalah untuk menyampaikan cinta Tuhan yang ingin agar hati bapa kembali kepada anaknya. Kuasa Tuhan adalah kuaca cinta.
Sering kali cara terbaik untuk melunakkan hati yang begitu keras adalah menyirami orang itu dengan cinta tulus. Mereka yang memperlakukan Yohanes Pembaptis sesuka hati sebenarnya merindukan cinta. Karena hanya memusatkan diri pada hal besar yang terlihat dalam penampilan, mereka pun tidak mengenali kuasa besar Tuhan dalam diri Yohanes Pembaptis yang harus mendahului Yesus. Banyak orang seperti itu diutus kepada kita, tetapi kita enggan mengenali mereka.
Doa: Yesus, pulihkanlah aku dengan cinta-Mu. Aku ingin selalu mampu mengenali keperkasaan-Mu yang sering tersembunyi dalam cinta lembut sesamaku. Amin.
sumber :ziarah batin 2011
Rabu, 07 Desember 2011
Kamis, 8 Desember 2011~HARI RAYA SP MARIA DIKANDUNG TANPA DOSA (ziarah batin 2011)
Kamis, 8 Desember 2011
HARI RAYA SP MARIA DIKANDUNG TANPA DOSA (P)
Bacaan I: Kej. 3:9–15,20
Mazmur : 98:1,2–3ab,3c–4; R: 1ab
Bacaan II : Ef. 1:3–6,11–12
Bacaan Injil : Luk. 1:26–38
Dalam bulan yang keenam Allah menyuruh malaikat Gabriel pergi ke sebuah kota di Galilea bernama Nazaret, kepada seorang perawan yang bertunangan dengan seorang bernama Yusuf dari keluarga Daud; nama perawan itu Maria. Ketika malaikat itu masuk ke rumah Maria, ia berkata: ”Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau.” Maria terkejut mendengar perkataan itu, lalu bertanya di dalam hatinya, apakah arti salam itu. Kata malaikat itu kepadanya: ”Jangan takut, hai Maria, sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah. Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus. Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi. Dan Tuhan Allah akan mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud, bapa leluhur-Nya, dan Ia akan menjadi raja atas kaum keturunan Yakub sampai selama-lamanya dan Kerajaan-Nya tidak akan berkesudahan.” Kata Maria kepada malaikat itu: ”Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku belum bersuami?” Jawab malaikat itu kepadanya: ”Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah. Dan sesungguhnya, Elisabet, sanakmu itu, ia pun sedang mengandung seorang anak laki-laki pada hari tuanya dan inilah bulan yang keenam bagi dia, yang disebut mandul itu. Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil.” Kata Maria: ”Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu.” Lalu malaikat itu meninggalkan dia.
Renungan
Di Jakarta semakin banyak orang menggunakan Blackberry. Meskipun demikian, betapa sering terdengar ucapan mereka yang sudah lama menggunakannya, ”Oh, ternyata Blackberry bisa untuk seperti itu.” Gambaran hidup kita mungkin juga seperti itu. Segala berkat rohani di surga sudah diberikan agar kita bisa hidup kudus tak bercela. Kekuatan Tuhan untuk menginjak kepala ular pun sebenarnya sudah kita terima. Persoalannya, kita sering tidak menyadarinya, atau tidak mau menggunakannya secara penuh.
Kita ingin menjadi pemenang dalam pertandingan melawan godaan kehidupan, tetapi sebenarnya kita belum memiliki hati seorang pemenang itu. Maka, kita terus meminta apa yang sebenarnya sudah diberikan kepada kita. Maria sebagai Hawa yang baru memberi gambaran tentang keterbukaan pada kekuatan Tuhan agar kita pun sungguh hidup sebagai pemenang. Itu dilakukan karena Roh Kudus menaungi dia. Hal yang sama juga terjadi pada kita. Kita hanya perlu membiarkan Roh itu berkarya secara penuh dalam hidup kita.
Doa: Yesus, aku menyanyikan lagu baru bagi-Mu yang telah melakukan karya agung bagiku. Aku biarkan lengan-Mu yang kuat terus merebut kemenangan bagiku. Amin.
sumber : ziarah batin 2011
HARI RAYA SP MARIA DIKANDUNG TANPA DOSA (P)
Bacaan I: Kej. 3:9–15,20
Mazmur : 98:1,2–3ab,3c–4; R: 1ab
Bacaan II : Ef. 1:3–6,11–12
Bacaan Injil : Luk. 1:26–38
Dalam bulan yang keenam Allah menyuruh malaikat Gabriel pergi ke sebuah kota di Galilea bernama Nazaret, kepada seorang perawan yang bertunangan dengan seorang bernama Yusuf dari keluarga Daud; nama perawan itu Maria. Ketika malaikat itu masuk ke rumah Maria, ia berkata: ”Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau.” Maria terkejut mendengar perkataan itu, lalu bertanya di dalam hatinya, apakah arti salam itu. Kata malaikat itu kepadanya: ”Jangan takut, hai Maria, sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah. Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus. Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi. Dan Tuhan Allah akan mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud, bapa leluhur-Nya, dan Ia akan menjadi raja atas kaum keturunan Yakub sampai selama-lamanya dan Kerajaan-Nya tidak akan berkesudahan.” Kata Maria kepada malaikat itu: ”Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku belum bersuami?” Jawab malaikat itu kepadanya: ”Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah. Dan sesungguhnya, Elisabet, sanakmu itu, ia pun sedang mengandung seorang anak laki-laki pada hari tuanya dan inilah bulan yang keenam bagi dia, yang disebut mandul itu. Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil.” Kata Maria: ”Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu.” Lalu malaikat itu meninggalkan dia.
Renungan
Di Jakarta semakin banyak orang menggunakan Blackberry. Meskipun demikian, betapa sering terdengar ucapan mereka yang sudah lama menggunakannya, ”Oh, ternyata Blackberry bisa untuk seperti itu.” Gambaran hidup kita mungkin juga seperti itu. Segala berkat rohani di surga sudah diberikan agar kita bisa hidup kudus tak bercela. Kekuatan Tuhan untuk menginjak kepala ular pun sebenarnya sudah kita terima. Persoalannya, kita sering tidak menyadarinya, atau tidak mau menggunakannya secara penuh.
Kita ingin menjadi pemenang dalam pertandingan melawan godaan kehidupan, tetapi sebenarnya kita belum memiliki hati seorang pemenang itu. Maka, kita terus meminta apa yang sebenarnya sudah diberikan kepada kita. Maria sebagai Hawa yang baru memberi gambaran tentang keterbukaan pada kekuatan Tuhan agar kita pun sungguh hidup sebagai pemenang. Itu dilakukan karena Roh Kudus menaungi dia. Hal yang sama juga terjadi pada kita. Kita hanya perlu membiarkan Roh itu berkarya secara penuh dalam hidup kita.
Doa: Yesus, aku menyanyikan lagu baru bagi-Mu yang telah melakukan karya agung bagiku. Aku biarkan lengan-Mu yang kuat terus merebut kemenangan bagiku. Amin.
sumber : ziarah batin 2011
Selasa, 06 Desember 2011
Rabu, 7 Desember 2011~ Pw. St. Ambrosius, UskPujG(ziarah batin 2011)
Rabu, 7 Desember 2011
Pekan ADVEN II Pw. St. Ambrosius, UskPujG (P)
Bacaan I: Yes. 40:25–31
Mazmur : 103:1–2,3–4,8–10; R: 1a
Bacaan Injil : Mat. 11:28–30
”Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Ku pun ringan.”
Renungan
Mereka yang hobi memelihara tanaman tentu yakin, bahwa tanaman yang diberi ”nama” dan disapa tiap hari akan bertumbuh lebih baik. Seolah ada tambahan daya hidup yang dialirkan lewat sapaan itu, meskipun tak terlihat. Banyak orang hanya mengakui Tuhan bila ada bukti karya-Nya yang terlihat. Jika tidak, Tuhan dengan mudah dianggap tidak lagi peduli pada ciptaan dan manusia. Ketika manusia tidak lagi mengandalkan kekuatan Tuhan, ia pun akan segera menjadi lesu dan mudah tersandung jatuh.
Cara kita memikul beban itu akan sangat menentukan. Yesus tahu itu, sehingga Ia mengundang kita untuk datang kepada-Nya, dan menerima pikulan baru dari-Nya yang lebih enak. Beban mungkin tetap sama, tetapi dengan alat pikul yang lebih nyaman, beban berat pun akan lebih nyaman di pundak kita. Rahasia yang perlu kita pelajari dari Yesus adalah dua ciri penting dalam cara bertindak-Nya: lemah lembut dan rendah hati. Dari sanalah mengalir kekuatan dahsyat untuk memikul beban hidup kita.
doa:Yesus, jiwaku memuji Engkau dan mengingat segala kebaikan-Mu. Engkau telah mengampuni dan memahkotai aku. Aku sambut pikulan baru dari-Mu. Amin.
sumber : ziarah batin 2011
Pekan ADVEN II Pw. St. Ambrosius, UskPujG (P)
Bacaan I: Yes. 40:25–31
Mazmur : 103:1–2,3–4,8–10; R: 1a
Bacaan Injil : Mat. 11:28–30
”Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Ku pun ringan.”
Renungan
Mereka yang hobi memelihara tanaman tentu yakin, bahwa tanaman yang diberi ”nama” dan disapa tiap hari akan bertumbuh lebih baik. Seolah ada tambahan daya hidup yang dialirkan lewat sapaan itu, meskipun tak terlihat. Banyak orang hanya mengakui Tuhan bila ada bukti karya-Nya yang terlihat. Jika tidak, Tuhan dengan mudah dianggap tidak lagi peduli pada ciptaan dan manusia. Ketika manusia tidak lagi mengandalkan kekuatan Tuhan, ia pun akan segera menjadi lesu dan mudah tersandung jatuh.
Cara kita memikul beban itu akan sangat menentukan. Yesus tahu itu, sehingga Ia mengundang kita untuk datang kepada-Nya, dan menerima pikulan baru dari-Nya yang lebih enak. Beban mungkin tetap sama, tetapi dengan alat pikul yang lebih nyaman, beban berat pun akan lebih nyaman di pundak kita. Rahasia yang perlu kita pelajari dari Yesus adalah dua ciri penting dalam cara bertindak-Nya: lemah lembut dan rendah hati. Dari sanalah mengalir kekuatan dahsyat untuk memikul beban hidup kita.
doa:Yesus, jiwaku memuji Engkau dan mengingat segala kebaikan-Mu. Engkau telah mengampuni dan memahkotai aku. Aku sambut pikulan baru dari-Mu. Amin.
sumber : ziarah batin 2011
Senin, 05 Desember 2011
Selasa, 6 Desember 2011 (ziarah batin 2011)
Selasa, 6 Desember 2011
Pekan ADVEN II (U) St. Nikolas dr Myra
Bacaan I: Yes. 40:1–11
Mazmur : 96:1–2,3,10ac,11–12,13; R: Yes. 40:10ab
Bacaan Injil : Mat. 18:12–14
”Bagaimana pendapatmu? Jika seorang mempunyai seratus ekor domba, dan seekor di antaranya sesat, tidakkah ia akan meninggalkan yang sembilan puluh sembilan ekor di pegunungan dan pergi mencari yang sesat itu? Dan Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya jika ia berhasil menemukannya, lebih besar kegembiraannya atas yang seekor itu daripada atas yang kesembilan puluh sembilan ekor yang tidak sesat. Demikian juga Bapamu yang di sorga tidak menghendaki supaya seorang pun dari anak-anak ini hilang.”
Renungan
Ada banyak bentuk hukuman. Yang paling efektif adalah hukuman dengan cinta. Jika seorang anak gemetar dan takut setelah melakukan kesalahan, tetapi ayahnya memeluknya dan mengampuninya, itulah bentuk hukuman dengan cinta yang akan mengubah hidup anak itu menjadi lebih baik. Akan berbeda akibatnya jika anak tersebut dihukum dengan amarah dan caci maki—kenakalannya akan semakin menjadi-jadi. Dengan amarah dan caci maki, yang buruk tidak akan menjadi baik, bahkan yang baik pun bisa menjadi rusak.
Kepada bangsa Israel yang telah tidak setia pun Tuhan terus menegaskan cinta-Nya. Ia tahu, hanya melalui hukuman dengan cinta itulah akan ada sebuah pertobatan yang asli dan mendalam. Tanpa cinta, pertobatan hanyalah pura-pura.
Demikian besar cinta Tuhan, sehingga kita masing-masing sungguh diperjuangkan. Tak ada yang kurang berharga daripada yang lain. Lebih dari itu, justru yang hilang itu diperlakukan secara lebih istimewa. Tuhan siap terluka oleh duri semak ketika Ia mencoba membebaskan kita yang tersangkut. Ia sungguh bersukacita ketika kita kembali kepada-Nya. Persoalannya, sering kita justru sedih ketika Tuhan menemukan kita dan ingin membawa kita kembali. Tanpa sadar kita lebih merasa betah dalam dosa-dosa kita.
Doa: Yesus, Engkau datang dengan kekuatan-Mu untuk menarik aku dari perangkap dosa. Aku tidak lagi mau hidup dalam perhambaan. Bebaskanlah aku. Amin.
sumber : ziarah batin 2011
Pekan ADVEN II (U) St. Nikolas dr Myra
Bacaan I: Yes. 40:1–11
Mazmur : 96:1–2,3,10ac,11–12,13; R: Yes. 40:10ab
Bacaan Injil : Mat. 18:12–14
”Bagaimana pendapatmu? Jika seorang mempunyai seratus ekor domba, dan seekor di antaranya sesat, tidakkah ia akan meninggalkan yang sembilan puluh sembilan ekor di pegunungan dan pergi mencari yang sesat itu? Dan Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya jika ia berhasil menemukannya, lebih besar kegembiraannya atas yang seekor itu daripada atas yang kesembilan puluh sembilan ekor yang tidak sesat. Demikian juga Bapamu yang di sorga tidak menghendaki supaya seorang pun dari anak-anak ini hilang.”
Renungan
Ada banyak bentuk hukuman. Yang paling efektif adalah hukuman dengan cinta. Jika seorang anak gemetar dan takut setelah melakukan kesalahan, tetapi ayahnya memeluknya dan mengampuninya, itulah bentuk hukuman dengan cinta yang akan mengubah hidup anak itu menjadi lebih baik. Akan berbeda akibatnya jika anak tersebut dihukum dengan amarah dan caci maki—kenakalannya akan semakin menjadi-jadi. Dengan amarah dan caci maki, yang buruk tidak akan menjadi baik, bahkan yang baik pun bisa menjadi rusak.
Kepada bangsa Israel yang telah tidak setia pun Tuhan terus menegaskan cinta-Nya. Ia tahu, hanya melalui hukuman dengan cinta itulah akan ada sebuah pertobatan yang asli dan mendalam. Tanpa cinta, pertobatan hanyalah pura-pura.
Demikian besar cinta Tuhan, sehingga kita masing-masing sungguh diperjuangkan. Tak ada yang kurang berharga daripada yang lain. Lebih dari itu, justru yang hilang itu diperlakukan secara lebih istimewa. Tuhan siap terluka oleh duri semak ketika Ia mencoba membebaskan kita yang tersangkut. Ia sungguh bersukacita ketika kita kembali kepada-Nya. Persoalannya, sering kita justru sedih ketika Tuhan menemukan kita dan ingin membawa kita kembali. Tanpa sadar kita lebih merasa betah dalam dosa-dosa kita.
Doa: Yesus, Engkau datang dengan kekuatan-Mu untuk menarik aku dari perangkap dosa. Aku tidak lagi mau hidup dalam perhambaan. Bebaskanlah aku. Amin.
sumber : ziarah batin 2011
Jumat, 02 Desember 2011
Sabtu, 3 Desember 2011~Pesta St. Fransiskus Xaverius, Imam dan Pelindung Karya Misi (ziarah batin 2011)
Sabtu, 3 Desember 2011
Pekan ADVEN I
Pesta St. Fransiskus Xaverius, Imam dan Pelindung Karya Misi (P)
Bacaan I : 1Kor. 9:16–19,22–23
Mazmur : 117:1,2; R: Mrk. 16:15
Bacaan Injil : Mrk. 16:15–20
Lalu Ia berkata kepada mereka: ”Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk. Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum. Tanda-tanda ini akan menyertai orang-orang yang percaya: mereka akan mengusir setan-setan demi nama-Ku, mereka akan berbicara dalam bahasa-bahasa yang baru bagi mereka, mereka akan memegang ular, dan sekalipun mereka minum racun maut, mereka tidak akan mendapat celaka; mereka akan meletakkan tangannya atas orang sakit, dan orang itu akan sembuh.”
Sesudah Tuhan Yesus berbicara demikian kepada mereka, terangkatlah Ia ke sorga, lalu duduk di sebelah kanan Allah. Mereka pun pergilah memberitakan Injil ke segala penjuru, dan Tuhan turut bekerja dan meneguhkan firman itu dengan tanda-tanda yang menyertainya.
Renungan
Seorang pembawa berita memang mahir berkata-kata tentang sebuah kejadian. Namun demikian, seorang saksi mata kejadian yang sama akan bisa bercerita dengan seluruh dirinya. Kejadian itu bukan hanya berita, melainkan sebuah pengalaman. Pewartaan Injil bukanlah soal berkata-kata, tetapi soal daya luar biasa Tuhan dari dalam diri kita. Daya itu demikian kuat sehingga kita akan merasa celaka bila tidak bercerita. Kesempatan untuk bercerita tentang Yesus akan kita pandang jauh lebih besar daripada upah apa pun.
Kesempatan untuk itu pun bukanlah alasan untuk memegahkan diri. Jauh di dalam lubuk hati kita jelas digemakan sebuah keyakinan bahwa hanya kekuatan Tuhan yang berkuasa menembus lapisan tebal tiap hati manusia. Tuhan pun bersedia meneguhkan pewartaan kita dengan tanda yang diperlukan sejauh kita mengizinkan Tuhan untuk melakukan itu. Ketika kita mulai yakin bahwa tanda-tanda luar biasa itu adalah bukti akan kehebatan kita, pada saat itu pula kita berada di ambang kehancuran.
Doa
Yesus, aku ingin terus bercerita tentang karya agung-Mu di antara segala bangsa. Aku rindu untuk mewartakan Engkau dalam kejujuran dan kerendahan hati. Amin.
sumber :ziarah batin 2011
Pekan ADVEN I
Pesta St. Fransiskus Xaverius, Imam dan Pelindung Karya Misi (P)
Bacaan I : 1Kor. 9:16–19,22–23
Mazmur : 117:1,2; R: Mrk. 16:15
Bacaan Injil : Mrk. 16:15–20
Lalu Ia berkata kepada mereka: ”Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk. Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum. Tanda-tanda ini akan menyertai orang-orang yang percaya: mereka akan mengusir setan-setan demi nama-Ku, mereka akan berbicara dalam bahasa-bahasa yang baru bagi mereka, mereka akan memegang ular, dan sekalipun mereka minum racun maut, mereka tidak akan mendapat celaka; mereka akan meletakkan tangannya atas orang sakit, dan orang itu akan sembuh.”
Sesudah Tuhan Yesus berbicara demikian kepada mereka, terangkatlah Ia ke sorga, lalu duduk di sebelah kanan Allah. Mereka pun pergilah memberitakan Injil ke segala penjuru, dan Tuhan turut bekerja dan meneguhkan firman itu dengan tanda-tanda yang menyertainya.
Renungan
Seorang pembawa berita memang mahir berkata-kata tentang sebuah kejadian. Namun demikian, seorang saksi mata kejadian yang sama akan bisa bercerita dengan seluruh dirinya. Kejadian itu bukan hanya berita, melainkan sebuah pengalaman. Pewartaan Injil bukanlah soal berkata-kata, tetapi soal daya luar biasa Tuhan dari dalam diri kita. Daya itu demikian kuat sehingga kita akan merasa celaka bila tidak bercerita. Kesempatan untuk bercerita tentang Yesus akan kita pandang jauh lebih besar daripada upah apa pun.
Kesempatan untuk itu pun bukanlah alasan untuk memegahkan diri. Jauh di dalam lubuk hati kita jelas digemakan sebuah keyakinan bahwa hanya kekuatan Tuhan yang berkuasa menembus lapisan tebal tiap hati manusia. Tuhan pun bersedia meneguhkan pewartaan kita dengan tanda yang diperlukan sejauh kita mengizinkan Tuhan untuk melakukan itu. Ketika kita mulai yakin bahwa tanda-tanda luar biasa itu adalah bukti akan kehebatan kita, pada saat itu pula kita berada di ambang kehancuran.
Doa
Yesus, aku ingin terus bercerita tentang karya agung-Mu di antara segala bangsa. Aku rindu untuk mewartakan Engkau dalam kejujuran dan kerendahan hati. Amin.
sumber :ziarah batin 2011
Kamis, 01 Desember 2011
Jumat, 2 Desember 2011 (ziarah batin 2011)
Jumat, 2 Desember 2011
Pekan ADVEN I (U)Sta. Bibiana; B. Maria Angela Astorch;
St. Edmund Campion; St. Robertus Southwell
Bacaan I: Yes. 29:17–24
Mazmur : 27:1,4,13–14; R: 1a
Bacaan Injil : Mat. 9:27–31
Ketika Yesus meneruskan perjalanan-Nya dari sana, dua orang buta mengikuti-Nya sambil berseru-seru dan berkata: ”Kasihanilah kami, hai Anak Daud.”
Setelah Yesus masuk ke dalam sebuah rumah, datanglah kedua orang buta itu kepada-Nya dan Yesus berkata kepada mereka: ”Percayakah kamu, bahwa Aku dapat melakukannya?” Mereka menjawab, ”Ya Tuhan, kami percaya.” Lalu Yesus menjamah mata mereka sambil berkata: ”Jadilah kepadamu menurut imanmu.” Maka meleklah mata mereka. Dan Yesus pun dengan tegas berpesan kepada mereka, kata-Nya: ”Jagalah supaya jangan seorang pun mengetahui hal ini.” Tetapi mereka keluar dan memasyhurkan Dia ke seluruh daerah itu.
Renungan
Listrik mati. Semua gelap. Yang dibutuhkan adalah terang. Maka, ada sukacita besar yang spontan terungkap dalam sorakan ketika listrik akhirnya hidup kembali. Peralihan sederhana dari gelap ke terang itu adalah sebuah perubahan besar. Bagi kitalah janji perubahan besar itu disampaikan. Padang gurun akan menjadi kebun subur. Orang yang tuli dan buta dipulihkan, yang sombong dilenyapkan, dan yang sesat mendapat pengertian. Tuhan sungguh ingin membuat perubahan besar itu dalam diri kita.
Persoalan sering muncul dalam diri kita. Seolah kita perlu mengingatkan Tuhan agar tahu diri supaya Ia tidak membuat perubahan yang terlalu besar bagi kita. Justru kita yang merasa perlu membatasi gerak-Nya. Padahal, kepada dua orang buta yang sungguh merindukan cahaya itu Yesus tetap perlu memastikan kepercayaan mereka. Kesembuhan terjadi mengikuti pengakuan iman mereka. Entah kapan akhirnya kita bersedia memberi kebebasan kepada Tuhan untuk melakukan perubahan besar dalam diri kita.
Doa: Yesus, Engkaulah terang dan keselamatanku. Bersama-Mu tak ada yang kutakuti. Kerjakanlah perubahan besar yang Engkau kehendaki dalam hidupku. Amin.
sumber : ziarah batin 2011
Pekan ADVEN I (U)Sta. Bibiana; B. Maria Angela Astorch;
St. Edmund Campion; St. Robertus Southwell
Bacaan I: Yes. 29:17–24
Mazmur : 27:1,4,13–14; R: 1a
Bacaan Injil : Mat. 9:27–31
Ketika Yesus meneruskan perjalanan-Nya dari sana, dua orang buta mengikuti-Nya sambil berseru-seru dan berkata: ”Kasihanilah kami, hai Anak Daud.”
Setelah Yesus masuk ke dalam sebuah rumah, datanglah kedua orang buta itu kepada-Nya dan Yesus berkata kepada mereka: ”Percayakah kamu, bahwa Aku dapat melakukannya?” Mereka menjawab, ”Ya Tuhan, kami percaya.” Lalu Yesus menjamah mata mereka sambil berkata: ”Jadilah kepadamu menurut imanmu.” Maka meleklah mata mereka. Dan Yesus pun dengan tegas berpesan kepada mereka, kata-Nya: ”Jagalah supaya jangan seorang pun mengetahui hal ini.” Tetapi mereka keluar dan memasyhurkan Dia ke seluruh daerah itu.
Renungan
Listrik mati. Semua gelap. Yang dibutuhkan adalah terang. Maka, ada sukacita besar yang spontan terungkap dalam sorakan ketika listrik akhirnya hidup kembali. Peralihan sederhana dari gelap ke terang itu adalah sebuah perubahan besar. Bagi kitalah janji perubahan besar itu disampaikan. Padang gurun akan menjadi kebun subur. Orang yang tuli dan buta dipulihkan, yang sombong dilenyapkan, dan yang sesat mendapat pengertian. Tuhan sungguh ingin membuat perubahan besar itu dalam diri kita.
Persoalan sering muncul dalam diri kita. Seolah kita perlu mengingatkan Tuhan agar tahu diri supaya Ia tidak membuat perubahan yang terlalu besar bagi kita. Justru kita yang merasa perlu membatasi gerak-Nya. Padahal, kepada dua orang buta yang sungguh merindukan cahaya itu Yesus tetap perlu memastikan kepercayaan mereka. Kesembuhan terjadi mengikuti pengakuan iman mereka. Entah kapan akhirnya kita bersedia memberi kebebasan kepada Tuhan untuk melakukan perubahan besar dalam diri kita.
Doa: Yesus, Engkaulah terang dan keselamatanku. Bersama-Mu tak ada yang kutakuti. Kerjakanlah perubahan besar yang Engkau kehendaki dalam hidupku. Amin.
sumber : ziarah batin 2011
Langganan:
Postingan (Atom)