Pw B. Dionisius dan Redemptus, Mrt. Indonesia; St. Eligius; St. Adrianus dan Sta. Natalia
Bacaan I: Yes 25:6-10a
Mazmur : 23:1-3a.3b-4.5.6; R:6cd
Bacaan Injil : Mat 15:29-37

Renungan
Manusia mudah melakukan pembenaran diri untuk membebaskan dirinya dari tuntutan mengasihi dan berbagi kasih. Mengasihi membutuhkan nyali dari pelakunya agar dapat berpasrah diri kepada kekuatan rahmat dan keluar dari kungkungan perhitungan manusiawi. Kita menyembunyikan diri di balik alasan tempat yang tidak memungkinkan, waktu yang tidak menguntungkan, atau kemampuan yang terbatas: ”Bagaimana mungkin di tempat sunyi ini kita mendapat roti untuk mengenyangkan orang banyak yang begitu besar jumlahnya.”
Tuhan Yesus berbeda dengan kita. Dengan kekayaan hati-Nya, Dia menyembuhkan orang sakit dan menggandakan roti untuk orang yang membutuhkan. Dia tidak bisa tidak melakukan kasih kepada orang-orang yang membutuhkan. Dia tidak memilih-milih orang untuk ditolong, siapa pun yang berada di hadapan-Nya pasti dilayani-Nya. Para murid diminta agar memiliki kepekaan terhadap sesama dan bertanggung jawab pula terhadap keadaan orang di sekitar mereka, serta senantiasa menjadi saluran rahmat dan pembagi berkat.
Masa Adven menjadi kesempatan indah bagi kita untuk menata diri dalam kasih. Kita harus memacu diri, memaksimalkan berbagai keadaan, mengerahkan segenap kemampuan agar panggilan untuk mengasihi dan berbagi itu tidak mati di tangan kita, tetapi seharusnya bisa ”menyentuh” kehidupan sesama. Setiap kesempatan berbuat baik adalah rahmat, jangan sampai kita kehilangan rahmat itu.
Doa: Ya Tuhan, berikanlah kepadaku keberanian untuk mengasihi dan berbagi. Semoga aku siap sedia untuk memaksimalkan waktu, tenaga dan kemampuan-kemampuanku, untuk membagikan kasih-Mu kepada orang-orang yang membutuhkan. Amin.
sumber:Ziarah Batin 2010